Anjar Priandoyo

Catatan Setiap Hari

How to survive in Jakarta: Biaya hidup di Jakarta

with 78 comments

Ada banyak email masuk menanyakan mengenai biaya hidup di Jakarta. Terus terang buat saya ini pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab. Bicara biaya hidup tidak akan jauh dari gaya hidup orang tersebut, sehingga jawaban pertanyaan diatas bisa sangat beragam. Kira-kira jawaban pertanyaan diatas bila dilihat dari beberapa sudut pandang adalah sebagai berikut

1. Freshgrad, tidak punya pilihan lain.
Berapa pun bisa buat hidup.
Makan: 20.000×30: 600.000
Tempat tinggal: 400rb (CBD), 200rb (sub.urban)
Transport: –
Biaya hidup: Minimum salary: UMR Jakarta 900ribu.

2. Experienced <5th, Single
Makan: 30.000×30: 1.000.000
Tempat tinggal: 600rb (CBD), 300rb (sub.urban)
Transport:
Entertainment: 500rb (gadget, fashion, movie, lifestyle)
Minimum salary: Harus 2x lebih besar dari gaji didaerah
Aplikasinya: Jika gaji di daerah saat ini mencapai 2jt, seharusnya gaji di Jakarta yang didapatkan adalah 4jt.
Biaya hidup 2x UMR = 1.8 juta

3. Experienced <5th, Baru berkeluarga atau punya balita
Makan: 30.000×30: 1.000.000
Tempat tinggal: 1/3 gaji. Biaya tertinggi adalah di tempat tinggal
Entertainment: berkurang
Minimum salary: Harus 3x lebih besar dari gaji didaerah.
Aplikasinya: Membangun pasangan muda di Jakarta tentunya akan memakan biaya yang jauh lebih besar. Biaya kesehatan, pendidikan, dan tentunya ongkos moril bila si orang tua harus meninggalkan anak-anaknya adalah biaya terbesar yang perlu dikompensasikan secara proporsional.
Biaya hidup: 3x UMR = 2.7 juta

4. Experience 5-15th, Punya anak

5. Experience >15th

Ada yang mau sharing?
baca juga: rumitnya memilih cara menabung 250ribu/bulan

Written by Anjar Priandoyo

Agustus 21, 2007 pada 1:46 am

Ditulis dalam Career

78 Tanggapan

Subscribe to comments with RSS.

  1. besarnya biaya hidup di jakarta berbanding lurus dengan besarnya penghasilan di Jakarta :D

    pratanti

    Agustus 21, 2007 at 3:09 am

  2. hmmm…. kalo dipikir2 memang sulit, tp jalanin saja apa adanya, hidup sederhana lebih baik…

    anginsurga

    Agustus 21, 2007 at 3:10 am

  3. urun rembug, untuk yg kategori 5-15 tahun, experienced dan punya anak. tapi anak istri ditaruh di daerah.

    http://doeytea.wordpress.com/2007/08/03/berapa-sebaiknya-gaji-pegawai-pajak/

    papabonbon

    Agustus 21, 2007 at 4:02 am

  4. Kalau bicara pengeluaran utk hidup di Jakarta relatif, banyak faktor yg berperan, misalnya jarak tempat tinggal ke kantor, gaya hidup dll. .

    Mungkin saya bukan termasuk pasangan yg muda-muda amat.
    Saya masuk kategori keluarga menengah yg tinggal di dekat pusat Jakarta
    (rumah sendiri) dengan 1 org anak kls 2 SD swasta, tanpa asisten di rumah.
    Jadi tidak ada lagi dana alokasi utk tempat tinggal (nyicil or ngontrak).

    Karena kantor kami berdua terletak di CBD juga tidak begitu jauh dari rumah kira-kira 0,5 jam perjalanan dengan motor, biaya transport juga kecil.

    Sementara ini belum memiliki mobil karena tempat tinggal strategis, kekantor naik motor dan utk bepergian lebih efisien naik Taksi.
    Pengeluaran tiap bulannya sekitar 4-5 juta rupiah.

    Bunga

    Agustus 21, 2007 at 4:29 am

  5. Gimana yah, caranya punya rumah sendiri di sekitaran CBD tanpa keluar biaya sebelum dan sesudahnya ? Kawin dgn anaknya tuan tanah Kedawung .. :D

    papabonbon

    Agustus 21, 2007 at 4:40 am

  6. Sebenarnya pengeluaran utk hidup itu ada 2 yaitu kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan ada batasnya sedangkan keinginan tidak ada batasnya.
    Orang yg cerdas bisa membedakan keduanya.

    Berapapun income. Mungkin hidup sederhana lebih baik. Tidak selamanya hidup kita diatas, pada saat di bawah kita tidak akan kaget. Dengan hidup sederhana kadang-kadang orang akan menghargai uang dan dunia.

    Yuni

    Agustus 21, 2007 at 6:24 am

  7. Sebuah posting yang amat menarik. Saya pernah menghitung, untuk hidup cukup mapan, dengan dua anak, maka pendapatan minimal yang dibutuhkan di Jakarta ini adalah minimal : Rp 15 juta per bulan. (rincian Rp 8 juta untuk makan, bensin+perawatan mobil, spp 2 anak, listrik, PAM, pulsa, dll; kemudian Rp 3 juta untuk kredit mobil dan Rp 4 juta untuk kredit rumah).

    Agar lebih safe, mungkin penghasilan minimal Rp 20 juta/bulan.

    Idealnya penhasilan diatas didapat dari suami = 15 juta, dan kemudian istri usaha kecil-kecilan di rumah (sehingga tidak usah capek PP kantor-rumah)dengan profit sekitar 5 jutaan per bulan.

    Mr. Strategy

    Agustus 21, 2007 at 7:31 am

  8. Setuju, kalo kita cerdas bisa bedain kebutuhan dengan keinginan. Saya punya kenalan masih single dengan pengalaman kerja > 5th, gaji per bulan ~5jt, dapet bonus > 20jt tiap enam bulan. Tapi tetep aja akhir bulan uangnya habis, malah sempet pinjem2x segala.

    Tapi tetep, kebutuhan dasar/standar yang single dan yang sudah berkeluarga berbeda.

    Henk

    Agustus 21, 2007 at 7:58 am

  9. Living cost buat kota metropolis (become megapolis ??? so on…..) memang demikianlah realitanya. Akses, informasi, life style menjadikan personal, family & comunity di kota ini memiliki streotype yang specific dibandingkan kota besar lainnya (sbg konsekuensi dari ibukota negara ?????…) dan pada gilirannya menuntut penyesuaian living cost bg tiap individu yg tinggal di JKT (walaupun cukup ngga cukup bg tiap org relatif yaa). Saya sependapat bangeeet dgn coment ….hrs dibedakannya antara yg memang mjd kebutuhan & keinginan. Namun ……dengan adanya dinamika dari daily activities ky di atas yg menuntut mobilitas, speed & lifestyle yg tinggi bg personal kynya menjadikan kita behave as humanmachine, something lose from human being value, there’s social cost yg hrs dibyr mahal (kehilangan & ky dikejar-kejar waktu , berangkat ngga ngeliat indahnya sinar sang mentari, plg ke rmh udah gelap, trus ky ginikah saban hari, eventhough we can use our family time all days on holiday tp ada yg terserabut dlm diri & keluarga kita). Social relationship & cost yg hilang & mesti dibyr mahal. Mas Anjar, sy pernah baca dlm blog ini bgmn activities istri mas (Dinda) yg pernah plg ke rmh dini hari suatu waktu, mn pas pregnant lg saat itu. Mestikah walaupun THP emang gede didptkan namun berbanding terbalik dgn nilai-nilai social & spritual yg hilang & tergadaikan…..Mhn coment & masukannya dr yg laen ….

    NOOR KHALIS

    Agustus 21, 2007 at 9:09 am

  10. Gaya hidup mengikuti salary.
    Tidak akan pernah cukup =)

    Tapi saya setuju dengan Mr. Strategy…20 juta kayaknya baru bisa
    hidup layak dengan 1 istri dan 2 anak.
    Untuk single aja supaya bisa cicil rumah, hitung2x harus gaji 12 juta minimal.

    buble

    Agustus 21, 2007 at 9:43 am

  11. Kesimpulannya banyak orang tidak hidup layak di Jakarta (termasuk saya) :(
    Memang yang penting itu berkahnya mas, …. Kalau berkah ya cukup.
    Itung-itungan yg 20jt dan 12jt secara teori sepertinya nggak bisa kali ya di pakai di Jakarta … lihat angkanya saja pasti banyak yg keder. Tp ya buktinya banyak yg exist juga even mereka pegawai negeri, lepas dr ngomongin sabetan sana sini….. jadi gimana dong?

    diky

    Agustus 21, 2007 at 10:26 am

  12. kost di jkt [di mampang] 300 cukup
    makan di jkt, 5000 x 3 x 30 = 450 rb cukup
    tranpor di jkt, naik kopaja, 2000 x 2 x 24 = 96 rb cukup
    biaya pulsa, 100 rb cukup

    total jendral yah, 1 jt bisa hidup layak kok. bahkan bisa gemuk. :)

    papabonbon

    Agustus 21, 2007 at 11:15 am

    • kalo setiap bulan gaji mau dihabisin sih bisa saja, tapi apa mau terus terusan seperti itu ? gimana mau save ?

      nano

      Januari 29, 2011 at 4:02 am

  13. kalo tinggal di thamrin yang mahal. kosan aja minimal 500 ribu per bulan. belom lagi makan. tapi, akses kemana-mana mudah kalo tinggal di thamrin.

    -IT-

    irvan132

    Agustus 21, 2007 at 11:30 am

  14. Contoh deh:
    Saya sudah berkeluarga dengan satu anak umur 1 tahun. Cicilan rumah ~1.7jt, bensin ~800rb (pp rumah-kantor dan jalan2x weekend). Istri di rumah, full mengasuh anak. Alhamdulillah bisa kok dengan gaji <10jt. Lifestyle? Standar aja lah. Kalo punya macem2x ujung2xnya cuma buat pamer, malah gak berkah, kayak temen yang saya tulis di komen sebelumnya.

    Henk

    Agustus 21, 2007 at 11:43 am

  15. duit ternyata lebih lebar dikampung

    Fadli

    Agustus 21, 2007 at 12:07 pm

  16. sepakat dengan NOOR KHALIS..

    Tapi..

    Mencari nafkah adalah sebuah kewajiban.

    Sekarang yang terpenting adalah bagaimana kita dapat mencari nafkah tanpa meninggalkan hal-hal yang seharusnya kita lakukan (sosial life, kehidupan beragama, dll)

    Ada komentar atau tambahan???

    Kur2

    Agustus 21, 2007 at 1:07 pm

  17. Kalo gaji 2 juta cukup ga ya hidup di jakarta?

    niningdwi

    Agustus 21, 2007 at 3:21 pm

  18. Biaya hidup tertinggi adalah untuk lifestyle dan entertaint, aku kalau kerja malah irit karena ga kemana-mana, cukup keluar ongkos makan (malah sering ditraktir) dan transpor, tapi kalau bolos wah bisa-bisa biaya sehari = biaya seminggu. apalagi kalo udah kesalon atau kemall, wah………
    Hari sabtu minggu kalau pergi sekeluarga untuk jalan-jalan = biaya hidup senin-jumat
    Jadi kalau hari sabtu minggu kita kerja (kekantor) artinya lagi bokek n ga ada dana untuk jalan-jalan ama keluarga, ha..ha.. dan anak-anak dikirim kerumah oma opanya ini enaknya kalo tinggal deket mertua he..he…

    mamaendang

    Agustus 21, 2007 at 5:38 pm

  19. […] Biaya hidup di Jakarta Ada banyak email masuk menanyakan mengenai biaya hidup di Jakarta. Terus terang buat saya ini pertanyaan yang sangat […] […]

    Top Posts « WordPress.com

    Agustus 22, 2007 at 12:02 am

  20. Memang sih biaya hidup itu relatif, tapi menurut saya agar bisa hidup layak di jakarta, penghasilan sebulan paling tidak sama dengan rata-rata penghasilan orang Jakarta. Kalau di bawah itu, memang masih bisa hidup tetapi kualitas hidupnya rendah, dikejar-kejar waktu, stress dll. Jadi, menurut saya, Jakarta itu surga buat orang kaya. Kalau seperti saya kelas-kelas pekerja menengah bawah ya Jakarta cuma buat menyambung hidup saja.

    doeytea

    Agustus 22, 2007 at 12:23 am

  21. Anjar,
    Hidup di Jakarta tergantung kita sendiri, mau cukup bisa…kurang juga bisa, ini tergantung gaya hidup masing-masing. Di Jakarta banyak kok bahan pangan-sandang-papan yang murah, dari pasar inpres, kaki lima dll.

    Bahkan saya dulu bisa membiayai 4 adik yang masih sekolah (dua di SMA dan 2 mahasiswa)…entah bagaimana Allah swt yang mengatur rejeki, dan bisa cukup jika di cukup2kan. Punya rumah sendiripun pun setelah 7 tahun menikah (2,5 tahun mengontrak dan syukurlah dapat menempati rumah dinas sesudahnya, karena uang untuk mengontrakpun tak cukup lagi).

    edratna

    Agustus 22, 2007 at 12:52 am

  22. Wah menarik..
    Buat freshgraduate menidng pilih yang tipe “Bonek” alias bondo nekad gaji berapapun bisa buat hidup (menurut umr diatas).
    Yang namanya manusia mau dikasih berapun mesti kurang.. dasar manusia..!

    alifaiq

    Agustus 22, 2007 at 1:25 am

  23. ?????????

    ‘_’ >>>> gitu ya? jadi ogah deh hidup di jakarta!

    dhoni roma

    Agustus 22, 2007 at 2:06 am

  24. Setinggi apapun salary masih aja kurang kalo gak bersyukur

    mazarif

    Agustus 22, 2007 at 2:30 am

  25. Selain bisa membedakan kebutuhan dan keinginan ada satu lagi yaitu skala prioritas.
    Contoh :
    Sejak dulu saya ingin punya rumah yg dekat dengan tempat kerja, jadi rumah tsb menjadi skala prioritas saya tempatkan diurutan pertama. Walaupun sebenarnya bisa beli mobil baru tapi itu tidak kami lakukan, krn mobil amat sangat menyedot tabungan yg akan menghalangi tercapainya prioritas utama.
    Mobil bisa dibeli nanti-nanti saja, tapi rumah tidak bisa ditunda.
    Menurut saya ada kebutuhan yg bisa ditunda ada yg tidak. Termasuk yg tidak bisa ditunda setelah rumah adalah pendidikan anak.

    Bunga

    Agustus 22, 2007 at 3:57 am

  26. Saya udah mempraktekkan biaya hidup tipe 1. Freshgrad selama setaun, cocok mas Anjar!, cuman belom ditambah biaya makan, pulsa dan belanja dan lain2. Kebetulan kos dekat sama tempat kerja, jadi nggak ada biaya transport. Kalo ditotal jadinya yang tipe 2.

    Poin bagi saya, biaya hidupm di Jakarta tidak semahal yang saya bayangkan dulu waktu masih cari2 kerja, sempat ragu mau ke jakarta dengan gaji freshgrad yang kecil, tapi ternyata malah bisa nabung dikit.

    macanang

    Agustus 22, 2007 at 4:33 am

  27. hidup sederhana aja….yg penting= jgn lupa sisihkan sedikit untuk beramal.

    rony siagian

    Agustus 22, 2007 at 4:39 am

  28. trus kalo gaji na pada kecil2 gitu kpn kualitas hidup akan meningkat?????
    jgn jd minimalis donk di Jakarta …. THE QUALITY OF LIFE harus di jaga.

    bayuleo

    Agustus 22, 2007 at 5:10 am

  29. Assalamu ‘alaikum!
    wah, blog yang menarik untuk selalu dikunjungi, hanya sayang masukan saja nih, bahasannya terkadang kurang men-detail, tapi dimaklumi, karena barangkali dibuat disela-sela kesibukan bekerja yah :-) tp tetap salut karena sudah mau berbagi.
    kembali cerita-cerita biaya hidup dijakarta, yang patut diperhitungkan majority ada 3 (tiga) hal :
    1. Biaya Makan sehari-hari
    2. Tempat Tinggal
    3. Transportasi

    yang pertama,
    1. Biaya Makan sehari-hari,
    pengalaman saya selama 2 (dua) tahun mengembara dijakarta, (ps:keluarga (istri & anak) saya tinggal di Cilegon Senin – Jumat). Dengan gaya hidup makan yang sederhana paling tidak dalam satu bulan keluar uang 550 rb.
    Breakdown-nya: sarapan = 5000 perak siang=10.000 malam=10.000.
    satu hari 25 rb sebulan 25 x 22(22 hari kerja) = 550 rb

    2. Tempat Tinggal
    Indekost 300 rb, range rata2nya di Pakubuwono – Senayan 300rb s/d 500rb, disetiabudhi 550rb, rawamangun 300rb-an juga, pulogadung 200rb-an, senen-salemba 300rb-an, wah, sudah kayak broker ya..hehe..(maklum pernah menjelajahi jakarta, mulai dari pulogadung, salemba dan terakhir di senayan)

    3. Transportasi
    berhubung tempat kost dengan kantor dekat, jadi 0 (Nol) buat transport ke kantor, kecuali Jumat Sore & Senin, 2 x 30 rb = 60 rb, 4 kali trip (sebulan=4minggu), cost sebulan=240 rb
    pengalaman ketika keluarga tinggal dijakarta, transportasi umum paling tidak sehari habis 15 rb, sebulan (22 hari kerja)=330rb.
    pengalaman pakai motor 3 hari (senayan-kuningan) bensin 2lt=10rb,
    sebulan 22/3 x 10rb=73rb
    pengalaman pakai mobil 2 hari (senayan-kuningan) pertamax 5lt=30rb,
    sebulan 22/2 x 30b=330rb
    Kesimpulan irit pakai motor, lebih irit lagi jalan kaki!…hehe…

    Totally dalam sebulan dengan hidup sederhana cost average dijakarta adalah 1 juta (itu asumsi kalau hidup sendiri ya)

    Pengalaman sebelumnya hidup bersama keluarga dijakarta paling tidak costnya 2 juta.

    Kayaknya lebih enak, kalau mau hidup “kaya” dengan cost minimalis enaknya keluarga dan rumah tinggal di luar jakarta, fenomenanya bisnis travel PP bandung-jakarta semarak, setiap hari menjelang sore bis/kereta menuju bogor dan banten penuh diserbu penumpang.

    Kalau punya uang berlebih enaknya yah pindah ke PONDOK INDAH! :D

    @rdcikalmart

    Agustus 22, 2007 at 6:54 am

  30. Wah, postingan yang sangat menarik Mas Anjar..

    Saya setuju banget dengan postingan mengenai kebutuhan dan keinginan, kalo’ memang menuruti keinginan rasanya brapapun gajinya sih nggak akan cukup..

    Apalagi dengan analogi penghasilan sebesar 20jt ataupun 12 jt, rasanya bagi sebagian orang itu masih di atas “langit” deh..

    Kalo’ menurut saya, yah jangan sampai lebih besar pasak daripada tiang, berapapun duit yang masuk rasanya sih cukup2 saja, tinggal kualitas hisup seperti apa yang kita inginkan. Dan jangan lupa untuk menabung dan sisihkan sebagian untuk Amal, karena itu proses menabung yang sebenarnya..

    Rifqi

    Agustus 22, 2007 at 6:56 am

  31. Ngomongin gaji susah2 gampang. Apalagi hidup di Jakarta. Kebutuhan sama Life style sudah tidak ada bedanya lagi. Gaji 20 jt aja masih stress, tiap akhir bulan kepikiran ini gaji gue kemana ya ? Pengen lebih terus…..Tapi teman banyak yang lama di Jakarta terus pindah ke daerah, pengin balik lagi ke Jakarta. Di daerah katanya cupet, walaupun di Jakarta stress tapi masih menyenangkan juga. Siapa suruh datang Jakarta ??

    Pengamat Umum

    Agustus 22, 2007 at 7:08 am

  32. Wah seru jg nih ngomongin biaya hidup d Jakarta

    Aku br 1bln hidup d Jakarta, sebelumny d Bandung. untuk biaya makan gak beda jauh sih ama biaya makan seblumny. Tapi yang paling kerasa banget adalh uang kost, aku kost d Setiabudi tuh mahal banget!!!????!!!
    1kamar 800rb/bln,tanpa AC, belum listrik,kamar mandi di luar ukuran kamar 2×3 doank,tp bagus sih bangunannya…
    Btw, ada info kos yang bagus tapi murah g? hehe…maunya y!
    bagi2 infonya y!

    Kalo bicara soal life style sih g habis2 kalo diturutin,
    Apalagi Jakarta, DUGEM teruusss…..
    baru masuk t4nya aza 100rb, minum min 80rb/gelas kecil, pdhl itu yg msh kelas menengah, belum yg kelas 1….waduh, sekali DUGEM aza bisa habis 300rb-1jt….kalo sebualan..ya… kalikan sendiri….hehehe…
    jeb..ajeb..ajeb…………..ajeb..ajeb…

    kalo mau hidup yg lebih irit jg bs kok, trgantung keinginan.
    hidup irit boleh, tapi jangan pelit.
    makan tiap hari kok mie, ngakunya irit, itu ma peliiittttt, bukan iiirriiiitttt……
    hehehe…..

    Untuk mas Henk, kok ada cicilan rumah cuman 1,7jt? itu ma murah banget!! itu di daerah mana? aku mau donk!!masih ada lagi g? atau ada info kredit rumah lain yang murah juga g?
    Ditunggu y infonya!! thanks…

    (Tommy Yudinata)

    Wong Katrok

    Agustus 22, 2007 at 8:36 am

  33. 1,5 Bula kemarin saya di Jakarta, 1,5 juta habis, itu termasuk ongkok PP Jakarta-Surabaya Naik kereta Gumarang Bisnis….
    ukuran saya emang orangnya boros.. jadi berapapun uang di tangan pasti habis

    Kang Hasan

    Agustus 22, 2007 at 9:48 am

  34. Waduh2, biaya buat anda2 ke warnet buat posting? Ga dimasukin? Ooh… ternyata udah tanggungan kantor smua :D :D

    Pengen banget bisa menekan biaya hidup sekecil mungkin, cuma ‘kualitas hidup’ jadi tidak terjaga.

    Dewo

    Agustus 22, 2007 at 12:23 pm

  35. Waduh, kalo kita mikir susahnya, hidup di Jakarta ya jd susah. Saya dulu nikah tahun 2005 gaji ga sampe 3 jt. istri kurang dikit dr itu. Berani tuh utk hidup, dan tinggal di tempat kos.
    Kemudian setelah punya anak, terpaksa di rumah mertua, blm tega anak sm pembantu, usaha kecil-kecilan buat rental playstation, istri nyambi agen asuransi. Itu dah cukup untuk cicilan motor, bs ambil kredit apartemen 1 bedroom (bkn di CBD) kemudian disewakan. Jd ada tambahan. Ke kantor naik motor, irit deh. Pulsa tlp suami-istri 150 rb sebulan. Bs langganan speedy jg.
    So jangan kecil hati. Yang penting bersyukur. Dan benar, bedakan kebutuhan & keinginan. Kualitas hidup? maksudnya apa ya.

    sayasaja

    Agustus 23, 2007 at 12:59 am

  36. hihihi..berat jg nih kynya hidup di jakarta?

    btw, gmn yah kl punya istri 1 anak 2 tp uangnya ga smp 20jt ky yg dibilang Mr.Strategy? hehe apalagi yg belum punya anak-istri trus pengen punya tapi ga kebayang bisa punya duit segitu. wah kisut menciut dah tuh hatinya! kisyyyuttt..

    huehehe…tetap semangat dan bersukur. berapa aja bisa jadi ga masalah kan kalo ‘hatinya’ cukup? gaya hidup di-adjust sesuai kondisi.

    just want and dream, work hard for it..rezeki juga bakal datang :D

    lei

    Agustus 23, 2007 at 4:45 am

  37. Buat Wong Katrok (Tommy), cicilan rumah ~1.7jt itu untuk rumah2 kecillah. Biasanya tipe 36 atau 48 dengan luas tanah 90an m2. Lokasi bisa di cibubur, depok, bsd, bekasi dsb di pinggir jakarta. Saya sendiri tinggal di pondok gede. Coba deh liat2x kalo ada pameran rumah, atau ke sini aja dulu: http://www.rumah-ku.com

    Btw, kriteria hidup layak itu seperti apa ya?

    Henk

    Agustus 23, 2007 at 5:54 am

  38. yang penting bersyukur, mo tinggal di manapun enak…betulll ?
    klo gajinya cuma cukup buat beli motor ya, beli motor aja gak usah dipaksain beli mobil…betuuulll?
    Klo mampunya menafkahi 1 istri, ya tidak usah cari istri lagi apalagi cari simpanan…betullll ?

    tekre

    Agustus 23, 2007 at 6:38 am

  39. Buat Mas Henk.,
    thanks y atas infony…..

    Btw, aku jg g tau tuh mas ttg riteria hidup layak…
    yg kutau tu:
    hidup ini indah…dan sesuatu yg indah pasti akan datang pada waktunya…
    SO…apapun yg sudah kita peroleh..syukuri dan sesuaikan aza….

    Wong Katrok

    Agustus 23, 2007 at 6:42 am

  40. Salam kenal Mas,
    Saya kuliah di Jakarta, tinggal di Pancoran, kost = 500rb, makan sehari cuman 2 kali- siang sama malam.. biar ngirit = 16rb, sarapan.. rokok sebatang+kopi = seribu lima ratus.

    hidup di Jakarta keras… badan jadi kurus, argh…
    pengen hidup dikampung aja ey… makmur, sejahtera.Amin

    http://musikpribumi.wordpress.com/

    gimbal

    Agustus 23, 2007 at 2:40 pm

  41. Keinginan yg positif memang seharusnya dikejar.
    Salah satu sifat manusia kan tidak puas, ini kan hanya diberikan Tuhan kepada manusia tidak kepada makhluk lain seperti binatang.

    Ini menandakan kalo manusia itu punya potensi untuk ingin maju, kalau ingin mendapat yg lebih baik ya berbuat yg lebih baik. Ingin sukses ya bekerja keras.

    Impian akan membuat orang tertarik untuk mengadakan perubahan, tanpa perubahan orang tidak akan mengalami kemajuan.
    Masalah juga seperti impian, dengan masalah orang akan gelisah dan kegelisahan akan memicu adanya perubahan.

    Ini ada nasehat dari seorang motivator :
    Anda akan menjadi apa yang anda pikirkan, karena pasti anda akan bertindak sesuai dengan pikiran anda dan itulah kwalitas anda.

    Kalo merasa gaji belum cukup utk hidup di Jakarta seharusnya kita meningkatkan kemampuan dan bekerja keras so akan di hire lebih besar.

    Hidup adalah pilihan, mau santai bisa mau yag fight juga bisa, dua-duanya sama, sama-sama akan menyita umur kita.

    Kalau anda tidak bisa dipaksa dari dalam (diri anda sendiri) anda akan dipaksa dari luar.
    Kalau anda tidak bekerja keras waktu muda, anda akan bekerja keras waktu tua.

    Yuni

    Agustus 23, 2007 at 4:02 pm

  42. Ya mau gimana lagi….sangat wajar biaya hidup di kota besar seperti Jakarta amat mahal. Tinggal bagaimana kita mengatur sebaik mungkin pendapatan dan pengeluaran kita agar dapat seefisien mungkin.

    sundoro

    Agustus 23, 2007 at 4:20 pm

  43. ikutan juga

    ane abis kuliah di jogja juga langsung ngadu nasib ke jakarta.

    dari jaman smp gw udah tetapin bahwa kalo lulus kuliah, gw sudah harus financial independent (artinya ga ada kiriman lagi dari ortu) malah menwajibkan diri untuk ngirim duit balik ke ortu ..

    so, starting di jakarta, modal motor sebiji + laptop (hasil dari jual2 kompie, side jobs, asisten dosen, plus duit hasil menang lomba2 yg ada di kampus –> bersyukur..)

    trus dapat gaji awal 2,1 jeti (thn 2004)
    saat itu udah ngekost 450rebu
    bensin motor mungkin sekitar 150rebu
    pulsa hp : 200rebu
    makan 30x 20rebu = 600rebu
    total pengeluaran 1,4juta
    300rebu buat kirim ke ortu :)
    so total 1,7..

    sisa 400 buat saving and others

    kemudian cari sidejob tambahan biar bisa nabung juga sih..

    sekarang puji Tuhan (4thn kemudian), gaji udah dibilang lumayan (meski belum 2digit )

    intinya sih gaji boleh kecil pada awalnya berjuang di jakarta, but seiring berjalannya waktu, seiring juga bertambahnya pengalaman dan network otomatis penghasilan dan karir anda juga akan meningkat (but kalo dalam 3 tahun tidak meningkat.. maka anda perlu mereview kerjaan anda saat ini..

    mungkin anda butuh kerjaan baru, atau mungkin anda butuh kualifikasi baru.. or mungkin (sampingan baru)

    penghasilan toh ga cuman dari gaji..bisa juga dari hasil investasi sih..
    but buat yg emang bonyoknya ga begitu punya modal, mungkin modal kita yah dari gaji + keringat sih..

    so, bagi yg mau kerja di jakarta, dan anda yakin bahwa anda bukan seorang yg lemah, takut macet, takut copet, takut biaya hidup mahal dan macem2 ..
    please do come and seek a great career in Jakarta.

    last but not the least ..

    sisihkan sebagian resources untuk Tuhan :) (bisa berupa dana, maupun bantuan sosial/pelayanan secara rutin)
    dijamin entar akan di tambahkan bagiNya segala berkah dan karuniaNya.. (sudah terbukti kog)

    etoh

    Agustus 23, 2007 at 4:30 pm

  44. walah, di jogja aja ah. hehehe,murah meriah

    Adi Nugroho

    Agustus 23, 2007 at 9:24 pm

  45. Wah.. biaya hidup di Jakarta ya tergantung orangnya Mas. Sewaktu kuliah, saya targetin 20rb untuk makan per minggu.. eh ternyata ada temen yang cadangin 400 perak per hari. Jangan tanya pola makannya… Saat itu saya seperti tertampar. Itu taon 1993.
    Sekarang taon 2007, temen saya yang seniman lukis tinggal di “sanggar”, untuk makan rebus telur dan masak segenggam beras. Itu juga kalo pengen makan. Transportasi, lebih sering jalan kaki. Sebulan 500rb juga nyisa.

    Kita jelas berbeda. Dan yang jadi perbedaan menonjol terutama setelah melihat beberapa pendapat di atas adalah soal aktiva. Sewaktu bujang dengan kamar 3 x 3 mana kepikiran punya motor, boro-boro mobil. Jadi gak banyak pengeluaran. Sekarang dengan motor, pasti perlu bensin, perlu saving buat STNK, ke bengkel dll. Apalagi jika punya rumah, istri, anak-anak, pasti lebih banyak lagi yang dipikirkan. Belum lagi jika ada aktiva yang masih perlu cicilan. Kebanyakan pendapat di atas hanya soal pengeluaran rutin, tidak membahas pembelian aktiva tadi.
    Ada teman yang pernah bilang jika posisi aktiva kita sudah MAPAN, pengeluaran rutin pasti kecil. Jika harus mulai dari NOL, maka pengeluaran besar. Jika kita di Jakarta sudah punya RUMAH dan MOBIL, tentu pengeluaran lebih kecil dibanding yang masih harus bayar cicilan RUMAH dan MOBIL tadi.
    Suwun.

    nindityo

    Agustus 24, 2007 at 2:33 am

  46. Walaupun biaya hidup di Jakarta mahal, nggak masalah selama kita masih bisa mengatasinya.
    Hidup di daerah juga kayaknya susah, mau bukti ?
    Kok pada mau ke Jakarta ? lebih banyak orang daerahkan yg jadi TKI/TKW di luar daripada orang Jakarta, berarti hidup didaerah lebih susah dari hidup di Jakarta, Iya kan ?

    Shanti

    Agustus 24, 2007 at 5:25 am

  47. Salam kenal juga mas,…saya kerja di stasiun TV lokal, penghasilan saya bisa dibilang teman2 gak worthed untuk hidup di Jakarta, kost saya 700rb (deket kantor) tetapi kenyataannya saya masih bisa menabung, jumlahnya ok deh spt point no.2, mungkin memang dari kebutuhan saya yg gak seperti orang Jakarta biasanya. Teman2 saya heran, kok masih bisa nabung (+/- 600 rb an)? kuncinya adalah : 1. diet pagi (bukan berarti gak makan, tp porsi makan yang mahal dikurangi, contohnya : makan mie rebus+telor/bubur kacang) kan’ kebilang murah & cukup sehat 2. cari makanan/minuman berserat dibawah Rp 10.000,-(contohnya buah-buahan) pokonya yang cukup supaya gak bikin lemes pas kerja) 3. gak laper mata…(tahan kepingin beli yang mahal2 tp dlm jangka waktu panjang jarang digunakan). Tips ini alhamdulillah cocok bagi saya yang masih lajang, dan yang banyak pengennya,… sekian dari saya hari ini, terima kasih.

    epen

    Agustus 26, 2007 at 8:52 am

  48. Yg paling nyebelin, unexpected contribution..spt sumbangan hari Raya, minimum…. (kok bisa ya minta sumbangan pakai minimum), buat satpam, RT, RW, pembantu, dsb..belum lagi kalau ada tetangga punya anak nikah, khitanan, meninggal, dsb..wah, boke..

    Some one in US

    Agustus 26, 2007 at 6:49 pm

  49. Hidup di jakarta gak semahal itu koq.
    Saya tinggal di Pulo Mas,
    biaya kost : 200rb/org/bln (1 kamar bertiga jadi 600rb/bln) untuk pengiritan
    biaya makan : 5000 x 3 x 30 = 450rb
    transport : 0rb (nyari kost yg deket kantor jadi bisa jalan kaki)

    total biaya perbulan = 650000, kyknya walau digaji skecil2nya 1jt, saya masih bisa nabung. Selama qt hemat n gak boros semua bisa pengeluaran bisa ditekan dan kehidupan bisa semakin layak dari hasil qt menabung

    Adhit

    Agustus 28, 2007 at 5:47 am

  50. beeeetul oom yg plg penting nabung dan hidup hueeeemat dan uiiiirits bangetdsss, alhamdulillah dengan gaji yang udah dua digits dan layak platinuum, pengeluaran saya hanya hampiir mendekati syarat silver reguler (jadi silver pun belum). pergi2 cukup pake sepeda motor dan bus (1 anak), blanja cari yg murah2 tapi baik, (khan skrg banyak tuh yang murah dan baik), hp pake yg pulsanya paling murah, mobil nggak usah yg mewah2, karena dengan bermobil biasanya pengeluaran lain akan menyesuaikan. biarlah org bilang apa terserah, emangnya kalau kita nggak punya duwit mereka mau kasih kita atau bantu kita??? nggak khan. yang penting keluarga sejahtera. jangan mudah minjemin temen, karena mereka boros kok kita yg tanggung. Hal ini juga baik kok utk anak mereka jadi nggak sombong dan nggampangin urusan, semua sebisa mungkin dikerjakan sendiri lebih hemat lebih puas dan sangat2 mendidik. alhamdulillah masih bisa nabung dua digit sebulan, trus ada pertanyaan , lah kapan nikmatinnya ???? nanti ooom saatnya akan tiba dengan sendirinya. sukur kita nikmatin dari yang pasivnya aja. ya gitulah oom wong om liem aja dulu juga susah dulu kok.

    ikow

    Agustus 28, 2007 at 6:46 am

    • kekekekeke,…. udah dua tahun lebih yaah????

      Alhamdulillah udah nambah satu rumah TH berkat ngirit dan hemat,… yaah itung2 utk invest,……, mobil masih yg lama,….. kemana-mana masih naek motor,….
      banyak2 sedekah aja yaaa,…

      ikow

      Oktober 2, 2009 at 8:22 pm

  51. Sebesar apapun penghasilan di Jakarta jika individunya memiliki gaya konsumerisme yang tinggi saya rasa tetap saja tidak akan cukup memenuhi kebutuhan hidup.

    Sulistianto

    Agustus 28, 2007 at 10:20 am

  52. Saya cocok dg om ikow diatas …. saya belum married, gaji udah 2 digit … alhamdulilah 80% langsung masuk Investasi, bahkan sebelum bayar kost , bayar koran, sudah saya transfer buat invest!!
    he2, sebagian besar (75%) kebeberapa Mutual Fund saham dan sedikit (25%)ke ORI/deposito.

    Saya benar2 terinspirasi oleh kesederhanaan dan kepribadian WARREN BUFFET !!!

    Gak peduli market naik turun … Beli Terusssssssssssssss ….. saya belum pernah jual … saya cuma beli, dan stick pada investment philosophy saya.

    Jualnya 3-5 tahun lagi nanti kalo sudah mau punya bini he2 … buat DP rumah nanti ….. mau ada gonjang ganjing sub-prime mortage kek .. apa kek … yang jelas dalam jangka panjang cuman 1 yang relevan : Earning Growth !!. alhamdulillah kalo di annualkan .. meski market sedang turun saya masih dapet 60% annualy .. selama 2 tahun terakhir.
    Atau kalo di kualitatifkan sekitar (1.6)^2=2.5 X.

    Jadi gak bener itu gaji naik maka pengeluaran ikut naik !!!

    biaya hidup saya 4 tahun terahir hampir sama saja tuh .. padahal gaji udah naik 3-4 X lipat

    Intinya disiplin diri, keep low profile, PLAN FOR LONGTERM, INVEST, DIVERSIFY & ENJOY YOUR LIFE!

    Dan ingat dengan berinvestasi juga memberi likuiditas ke perusahaan2 .. yang idealnya juga akan mendorong perushaan berekspansi dan menggerakan roda ekonomi …. Jadi ada spiritualnya juga.

    SILAHKAN baca2 biografi WARREN BUFFET, siapa tahu nanti terinspirasi …
    BELIAU ORANG TERKAYA NOMOR 2 setelah BILL GATES
    Rumah masih rumah yang sama yang dia beli 30 TAHUN LALU !!!
    KEMANA-MANA NYETIR sendiri ….

    Dan terakhir menghibahkan 31 Billion USD ke amal … itu 300 trilyun lho ….

    Pokoke bener2 Kapitalis sejati …

    Kok jadi mirip2 tokoh2 Sufi yg sering saya baca di pesantren dulu :)

    Saya tiap malam tahajud supaya bisa punya kepribadian kayak dia

    SALAM ….

    aroklibertarian

    Agustus 28, 2007 at 11:38 am

  53. jangan lupa mas arok jangan sampai salah cari istri, hati 2 ya…. jangan nanti setelah mapan finansial banyak bunga yang mendekat sehingga membuat terlena. cari yang sederhana sajalah ya…. yang nggak kenal ngafe, nggak kenal disko, nggak silau dengan uang yg telah sangat banyak itu. ok sukses ya

    ikow

    Agustus 29, 2007 at 8:43 am

  54. Mas Arok,
    selamat ber-invest dech.

    mbah_sastro

    Agustus 29, 2007 at 5:14 pm

  55. yoe.. bener kata temen2 dsini
    hidup di jkt keras
    (ga tau yah di kampung gimana)
    kalau kita menghemat uang brarti kita membuang waktu
    tp kalo kita membuang uang berarti kita menghemat waktu
    contohnya.. ketimbang bajaj yang jaraknya deket kita lebih milih jalan kaki..
    atau ketimbang masak, kita lebih milih beli makanan diluar
    kalau masak diitung dlm sebulan x30 / 31 hari
    lebih hemat
    tapi waktu yg dibuang lebih banyak
    kebanyakan individu di jkt lebih banyak membuang uang dr pd membuang waktu
    tp beragam juga, ada yg krn ga punya uang dia hrs menghabiskan banyak waktu
    makanya kadang org kaya yg kerja dengan keras, tidak punya waktu untuk keluarganya
    tentang kebutuhan / keinginan .. yg diuraiin ama beberapa komentator diatas emang bener
    itu tergantung lagi ke kitanya
    ada aja bakmi ayam yang 15000 bahkan 20000
    tp ada juga bakmi ayam yang 4000 (kadang yg 3000 masih ada di bbrp tempat terpencil)
    ya itu balik lagi ke gaya hidup yah >.<

    Lisa

    Agustus 30, 2007 at 7:04 am

  56. salam dahsyat untuk arok & ikow, i love it, hidup simple2 saja, output kalau bisa cuman satu (tetap), inputan yang banyak (multivariable).
    multiple of income, minimize of liability.

    oalah , enaknya jadi orang merdeka: banyak duit, banyak amal, sedikit boros.
    yuk, bareng2 jadi warren buffet semua…:)
    kapan2 saya belajar soal saham-nya itu ya.

    @rdcikalmart

    Agustus 30, 2007 at 10:37 am

  57. jakarta emang penuh dengan lika liku kehidupan…
    di sana orang bisa sukses besar…
    bisa juga jadi bajingan atau pecundang…
    tapi tinggal di jakarta pasti nya tetap menarik, penuh dengan tantangan menundukkan kerasnya realita kehidupan…

    vandoe

    Agustus 31, 2007 at 3:48 am

  58. Berbicara masalah biaya hidup sebenarnya tergantung dari pola hidup individu masing2, namun demikian teman2 jangan sampai lupa tentang apa arti tujuan hidup yang sebenarnya.

    sugi

    September 6, 2007 at 2:40 am

  59. Walaupun saya bisa anggarkan gaji yang lebih besar, saya memilih menetapkan gaji entry level yang relatif kecil untuk jakarta.

    Alasannya utamanya, untuk filtering candidate.

    Saya lebih suka tipe pekerja yang “will work for food” daripada “will work for dugem”.

    Jika mereka bisa bertahan, salary mereka akan dinaikkan secara bertahap sampai slightly di atas rata-rata.

    HomerSimpson

    September 10, 2007 at 10:52 am

  60. tip ngirit
    – kalo pingin tahu dugem nebeng/cari traktiran ama temen yg ultah (tapi tetep gak hobby dugem)
    – doyan lele (gak tahu efek jangka panjang suka makan lele apa yah?)
    – cuti kalo lagi ultah
    – hiburan ke glodok cari disc gocengan (lupakan distara dan 21 di sini lebih super komplit)
    – jangan pernah ke mall mahal (menjadikan kita merasa miskin dan kurang terus)
    – biasakan jalan kaki, keringet keluar dikit gpp
    – ganti-gantilah nomor hp secondary sesuai dg tariff promosi termurah
    – pinjamlah koran/majalah temen, kalaupun mau beli cari kompas sore hari
    – nabung di bank yang gak ada atmnya, kalaupun ada jangan bikin
    – jangan merokok
    – kalo ke kondangan bareng ama rombongan kantor (jadi gak kelihatan gak bawa amplop)
    – hindari re-buying sesuatu barang yang sama (hp, dll) kalo gak rusak atau memang sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan kita.
    – selalu ingatlah orang di kampung peras keringat untuk dapat duit seceng-goceng, di jkt ceban-noban dihabiskan untuk hal-hal yang gak perlu

    hi hi hi

    Oktober 30, 2007 at 9:45 am

  61. Duhhh

    Baca-baca postingan diatas.
    Kok jadi ngeri kalo pulang ke Indonesia :)

    Dalam hidup, yang sulit dicari itu keseimbangan.
    Materi dan Non Materi selayaknya mencapai titik temu.
    Pastinya selalu ada kecenderungan ke satu sisi.
    Kira-kira, bisa gak yah kita mendekati pertemuan dua titik itu?

    Wassalam

    Zipper

    Desember 16, 2007 at 2:46 am

  62. Saya rasa biaya hidup normal di Jakarta tidak setinggi itu. Yahh tapi balik lagi kembali ke gaya hidup seperti apa yang ingin anda jalankan..

    Saya sendiri baru berumur 24 tahun. Baru 2 tahun lalu lulus sarjana. Struktur gaji saya waktu mulai awal karir.
    1. 500rb –> Magang cuma dapet transport (6 bulan).
    2. 2.500.000 –> Kerja sebagai Asisten di Firma Hukum. (1 thn doank)
    3. 4.000.000 –> Kerja sbg Legal Officer (baru masuk 3 bulan lalu)

    Dengan penghasilan segitu saya rasa masih cukup kok utk biaya hidup di Jakarta, mungkin krn saya masih single dan tinggal msh sama ortu kali ya? Anggaran pengeluaran bulanan saya saat ini:
    Makan: 22 (hr kerja) x 10.000 = 220.000,-
    Bensin Motor: 30 x 10.000 = 300.000,-
    Pulsa = 100.000,-
    Jalan pas Weekend sm Pacar: 4 x 100.000 = 400.000,-
    Traktir2 Keluarga di rumah = 200.000,-
    Maintenance Motor = 80.000,-
    Pengeluaran Tak Terduga = 200.000,-
    Jadi Total Pengeluaran = 1.500.000,-

    Masih ada sisa 2.500.000,- lagi yang bisa saya tabung.
    Tapi ga tau juga deh kalo nanti saya sudah menikah tahun depan. Kurang nggak ya kira2? Makanya saya lagi rajin browsing2 diskusi mengenai keuangan kyk gini.

    Just my 2 cents.

    Regards.

    Numpang Comment

    Januari 17, 2008 at 2:42 am

  63. biaya hidup di jakarta di bilang gede ya relatif, tergantung life style kok. pokok jangan ngiri ama yg pake jaguar dan mercy yah.
    tergantung kita ngatur pendapatan kita, lha wong gw pernah liat pengemis di perempatan aja minumnya teh botol dan makan nasi padang kok. Rumput tetangga selalu lebih hijau, tetapi belum tentu cocok dg kita, rumput yang kita punyai itu yang bikin kita hidup, buat apa buang-buang energi ngiri sama orang.

    pengen hemat di jkt? bisa kok, pengen”layak” itu relatif. layak menurut kita blum tentu layak buat yang laen, mungkin malah kita dianggap katro dg gaya hidup kita. Tapi cuek aja.

    hi hi hi

    Mei 17, 2008 at 1:24 pm

  64. Pengen bisa bertahan hidup di jakarta..?
    Tips.
    Kalau mampunya makan nasi uduk, ya makan nasi uduk aja, jangan makan spagheti bolognese..

    Kalau mampunya naik metro mini ya jangan maksain diri naik blue bird

    Kalau mampunya tidur di kamar kos, ya jangan coba-coba tidur di hotel shangri la

    intinya yang tahu isi dompet kita adalah kita sendiri.
    Pengendalian diri adalah yang utama
    “Go where the wind blow..”

    gitu aja kok repot..

    Ndul

    Mei 21, 2008 at 3:10 pm

  65. Besar Tiang daripada Pasak…

    Pokoke urip jaman saiki sik Prihatin…
    Nggaya gak papa…tapi sik biasa wae lah…
    Mangkat kerjo Numpak MTB opo Simplex wae…

    luwih sehat trus ngirit…tapi tetp wae yo kenek polusi udara…panas pisan…
    ngekos nek sedulur….sementara wae…
    tapi nek wis leh gaji akeh ndang tuku omah nek bekasi, pinggiran jakarta ,,,,liane….

    trus rasah dwe pacar nek ra kuat nguripi….mending di tabung sik…nggo nyekolahke adik2e sik nek omah….

    nek wis gajine cukup ndang nikah wae…gen keuangane iso di kontrol kro bojone….

    Rasah nggaya numpak Mobil….marai macet wae….
    mobile wis akeh….dadi tuku motor wae….nek pengin numpak mobil mendingan nyewo wae lah….po nyileh kantor seminggu pisan nggo jalan2 nek Bandung….

    jo kakean jajan nek Resto po Cafe…larang trus rung tentu wareg….mending masak dewe wae…luwih PUASS….trus ngirit…..

    nek pengin sugih…akehi sedekah kro Infaq2…..
    sopo sik akeh sedekah bakal di lipatgandake rejekine….
    kro sregep transfer nek rek. bpk ibu…ra ketang 200 ewu…

    yoh nek jakarta memang KERAS…mugo2 podo KUAT….
    aku nek Bandung adem ayem…tapi jeh kere ki….rung lulus je….tapi pengin coba urip nek jakarta pie rasane….

    PUANASS….

    wono

    Mei 21, 2008 at 6:08 pm

  66. hidup di jkt emang gampang2 susah, gampang buat yg bisa mengendalikan diri dan susah buat yg gampang tergoda dgn tawaran macem2 atau gengsi.

    saya sendiri sudah menikah dengan 2 anak, yg pertama umur 2 tahun yg kedua umur 2 bulan.

    just sharing :
    pengeluaran saya per-bulan rata2 3jt rupiah, terdiri dari
    zakat & infaq : 900rb
    uang saku + bensin : 500rb
    belanja bulanan : 1000rb
    kiriman ortu : 300rb
    tukang cuci : 300rb

    saat ini masih numpang sama ortu tp pd saat yg sama saya menyisihkan tabungan senilai cicilan rumah/biaya kalo ngontrak. artinya expense kalo tinggal di rumah sendiri tetap saya keluarkan tp dalam bentuk tabungan.

    Buat keluarga muda yg masih tinggal sama ortu or mertua sering kali lupa tentang pengeluaran yg satu ini, dan pada gilirannya ketika harus mandiri jadi kelimpungan krn gak siap dgn pengeluaran kalo tinggal di rumah sendiri or ngontrak.

    dan setiap kali pengahasilan bertambah bukan berarti pengeluaran harus ikut2an.

    satria

    Oktober 2, 2009 at 9:14 am

  67. posting-posting yang sangat menarik
    makasih buat semuanya

    Adipati Rahmat

    Desember 2, 2009 at 5:53 am

  68. Ng….gag tau juga sih realnya…..Dulu sempet 3 bulan di Tangerang, gag masuk JKT ya? hihihi…gaji minimal 2 sekian, seringnya 3 sekian. kostan udah 300ribu. makan pagi ma malam doang bayarnya, sekitar 2x10ribu (soalnya masih berprinsip enak n sehat). kalo siang puas2in makan di prasmanan kantor. Bahkan lebih girang kalo disuruh lembur, uang dapet, meals dapet juga, hihihi……ngirit! tapi ya itu, resiko sorangan jauh dari ortu, bengkak ama pulsa, tapi solusinya segera, aku beli cdma, dari biaya pulsa 600 ribu merosot ke 100 ribu. Berhubung belom punya pasangan, kemana2 sendirian. Rada jiper ama keamanan, milih taksi kalo kemana2, ini dia biang keladi benkaknya pengeluaran….tapi akhirnya diberani beraniin naik bus walau sempet malah tekor gara2 keilangan HP and dompet…tapi makin kuat mentallah gue….total jendral, pengeluaran ampir 2 juta.tapi udah termasuk zakat, dll. sisanya disaving,3 bulan selesai kontrak gag pede buat memperpanjang kontrak, bawaannya pengen pulang aja ke rumah(bogor), tapi alhamdulilah, tabungan bisa beli laptop baru. jadi, emang bener, seberapapun pendapatan, asal kita bisa ngatut pengeluaran, tetep aja harus alhamdulilah…..sekarang mah di daerah, dapet gaji fluktuatif, walaw lebih rendah dari sebelumnya, tapi tetep savingnya lebih banyak….soalnya, dah punya sopir pribadi, yang siap nraktir n anter kemana aja…hihihi…….

    rere

    Desember 18, 2009 at 7:37 am

  69. saya mau tany stndar gaji d3 di bidang marketing buat wilayah DKI JAKARTA 2010?
    saya sudah ada pengalaman 1 tahun
    saya butuh banget buat referensi interview kerja
    thaks every body

    RIFQI

    Februari 24, 2010 at 7:50 am

  70. Gaji 2 jutaan di jakarta? kondisi dengan anak 1 mah… mejreeeetttt… kayak gue… huaaaa….

    bima

    Maret 15, 2010 at 12:50 am

  71. saya jg bingung saya hdp d bintaro ! itu UMR mana ! ikt jakarta ap tangerang ! upah yng sya dpt cuma 1jt kurang 13rb ! MANA CUKUPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP

    kunut catur putra

    Maret 20, 2010 at 4:30 pm

  72. Mas – mas, mbak – mbak yang aktif comen di blog ini. perkenalkan. saya mahasiswa semester akhir di Jogja. ini saya dapat tawaran pekerjaan di Jakarta, di daerah Kelapa Gading. gaji awal kira – kira sekitar 2 juta.
    tapi ada kemungkinan naik jika kerja saya bagus.
    menurut Mas – mas dan mbak – mbak, kira – kira gimana?
    saya tidak punya saudara di Jakarta. jadi kemungkinan ngekos. gak punya motor juga.
    saya kuliah di Jogaja dengan uang saku 500rb sebulan udah bisa buat nabung dikit – dikit. itu sudah termasuk biaya kos dan lain – lain. ke kemapus nyepeda, jadi biaya transpot = 0.
    mohon sarannya jika tawaran pekerjaan ini saya terima. terimakasih sebelumnya.

    Hafiq Wijanarko

    April 29, 2010 at 2:52 pm

  73. saya ini biasa hidup dikampung sekarang mau di pindah ke jakarta kantornya di thamrin dekan wisma nusantara trus kost dimana ya…. biar jalan kaki, klo bisa tpt kost agak enakan, kamar mandi di dalam, ada AC biar dingin….. makan? kira2 abis berapa ya sebulan….. anak istri di kampung ada anak yg sekolah and kuliah…. ada cucu lagi….. berapa mesti punya gaji berapa Mas….. tolong bantu ya….. makasih semuanya

    Kun H

    Mei 1, 2010 at 4:47 am

  74. Saya rencananya mau kerja di jakarta timur dengan gaji pokok (belum termasuk uang makan dan uang transport).
    apakah gaji tersebut cukup untuk biaya hidup di jakarta?
    sebagai keterangan, saya berstatus single…
    thanx

    Kurniawan Wibowo

    Mei 12, 2010 at 7:50 am

  75. Permisi, saya mau numpang tanya yah…
    Saya rencananya mau kerja di jakarta timur dengan gaji pokok 2,9 juta (belum termasuk uang makan dan uang transport).
    Apakah gaji tersebut cukup untuk biaya hidup di jakarta?
    Sebagai keterangan tambahan, saya berstatus single…
    thanx

    Kurniawan Wibowo

    Mei 12, 2010 at 7:51 am

  76. mau tanya ne. berapa biaya hidup 1 minggu di jakarta? mohon bantuan jawabannya ya…
    terima kasih

    gimas

    Mei 14, 2015 at 4:25 pm


Tinggalkan Balasan ke Numpang Comment Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.