Organik vs Non Organik
1. Organik Dapat gaji 2x lebih besar dari pada non organik
2. Organik dapat tunjangan kesehatan, Cuti, Berobat Gigi, berobat Mata, Pulsa, Uang Lembur, Biaya rawat inap, dan uang Bonus++ dll, sedangkan Non Organik dapat Tunjangan yg sgt kecil & Jamsostek (itupun ribet ngurusnya ke outsource)
3. Organik nyantai2, Non Organik yg disuruh2 (Diperas!!)
4. Organik sudah loyo2 & Non organik masih seger2 (cantik2)
5. Organik tempat kerjanya sesuai domisili (dekat2), Non Organik rumah di Bogor kerja di tanjung priuk (Jauh bgt!!, pengen bgt nyusahin pegawai outsouce biar cepet2 keluar dan dapat biaya ganti 10 juta bila melanggar kontrak ya?)
6. Organik sudah pasti hidup tenang, Non Organik banyak diberikan janji2 palsu dan frustasi
7. Organik seragam pasti dapat, non organik seragam Nunggu yah dari Aji Notonegoro pulang..lagi dibikin (kapan jadinya?)
8. Organik yg di Unit agak lelah, Non Organik yg di UNIT sangat melelahkan (apalagi bagian Deksman yg diperas tenaganya)
9. Yg baca tulisan ini serius atau ga? klo serius berarti pernah merasakan, klo ga serius berarti tu orang yg berada di posisi pemeras….!!!)
10. Hapuskan Outsouce/ pegawai Non Organik! jangan cuma bisa peras tenaga outsource dengan gaji sangat kecil dong!!
Sumber:
Outsource 3.5 juta atau permanen 2.5 juta (35 respons).
Potongan untuk karyawan outsourcing (18 respons).
Daftar perusahaan outsourcing premium (13 respons).
Delapan pertanyaan tentang outsourcing (11 respons).
PLN dan dilema karyawan outsource (11 respons).
Dari senior staf outsource ke permanen (2 respons).
Berapa kenaikan gaji karyawan kontrak (6 respons).
Hihihihihi…………
Makanya banyak temenku yang keluar dari non-organik. Nggak kuat.
Ini katanya gara-gara prinsip outsource yang bukan core Michael Potter yak?
Tapi apakah jika customer relation dan marketing dianggap bukan core business suatu perusahaan. Core-nya apa coba?
dnial
Juni 16, 2008 at 11:54 pm
aku juga keluar… lama-lama jadi ngiri sama yang organik dan pengennya nyalahin yang organik terus… mending keluar dan latihan usaha sendiri aja. saya pikir sudah saatnya bangsa kita gencarkan UKM.
jabon
Agustus 21, 2010 at 5:08 am
Hmm.. tahunya organik sama non-organiknya General Electric doang…. Melenceng-melenceng dikit juga tahunya ke sayur organik.
Qiqiqiqiqiqiqi……
jusman
Juni 17, 2008 at 1:26 am
Weleh, baru ngecek ni..
Mas Anjar mampir ya? Thanks lo…
jusman
Juni 17, 2008 at 1:28 am
mas, PT. Exis yang di graha BIP itu Perusahaan Outsource bukan ya?
tiftazani
Juni 17, 2008 at 2:58 am
kl ditempatku, organik gajinya minimal 3x outsource.
kerjanya ada yg datang dan pergi buat absen thok, outsourcenya ngelembur ampe jam 10 mlm itupun uang lemburannya nda cair2 hikz…
q-run
Juni 17, 2008 at 3:35 am
aku kira ngomongin pupuk, he..he.. salam kenal
ubadbmarko
Juni 17, 2008 at 5:50 am
Wah, kalo ditempatku, benefit dan fasilitas yang diterima oleh organik, diterima pula oleh non-organik.
Andi
Juni 17, 2008 at 5:50 am
Ada perusahaan yang menerapkan kesetaraan organik dan non organik, ada juga yang tidak .. semua kembali kepada kebijakan perusahaan masing².
erander
Juni 17, 2008 at 9:05 am
to be honest, i have no idea what ur talking about …
kirain ngomongin masalah pupuk, maklum newbie
hehe
Supermance
Juni 17, 2008 at 2:42 pm
Hm..kayaknya sekarang yang organik lebih populer tu… pupuk organik, sayur organik…eh temen2ku dulu juga banyk yang milih kimia organik …
nelfi
Juni 17, 2008 at 3:49 pm
*masih mikir organik apaan …*
Ivan
Juni 17, 2008 at 5:34 pm
Organik oh Organik…
riyantoro
Juni 18, 2008 at 1:06 am
Beras organik ….sedang digalakan oleh pemerintah kabupaten tangerang, katanya lebih sehat dan harusnya lebih murah karena ongkos produksinya juga lebih murah.
fajar
Juni 18, 2008 at 1:20 am
kagak ngarti ama istilah gituan. kayaknya itu cuma ada di PNS dan BUMN.
kl di swasta adanya cuma permanen atau kontrak atau kontrak permanen….
:))
Yos@ABI
Juni 18, 2008 at 3:18 am
Yang lebih enak itu bisnis internet, bosnya ya diri sendiri.
Biho
Juni 18, 2008 at 5:25 am
ngomongin organik-non organiknya bri yak?
bocahjunior
Juni 18, 2008 at 6:01 am
happy-happy aja outsource… KSO (kerja sesuai ongkos).. kalo bosen, ya cabut ajah
Hedwig™
Juni 18, 2008 at 7:11 am
Klu ga senang tinggal keluar aja,..gitu aja kok repot,….:)
avartara
Juni 18, 2008 at 7:32 am
betul kata 2 bos diatas, gak betah kerja ya keluar dan pindah kerja ke yg lebih enak, gak betah lagi ya pindah lagi, begitu seterusnya….harusnya peg bri atau peg bumn ikut aja gaya peg swasta yang biasa pindah pindah kerja…..emang dah resikonya begitu. Jadi gak perlu dipermasalahkan. Sbg catatan gw skrg kerja di kontraktor jepang dg kontrak setahun….ya gw nikmatin aja, setelah setahun gak diperpanjang kontraknya atau dipecat ya harus ikhlas…..
fajar
Juni 18, 2008 at 9:27 am
bener kata om hedwig…. KSO aja… wokke… pisss
masenchipz
Juni 18, 2008 at 10:36 am
@ Yos@ABI
wah bro, bukan di BUMN aja, swasta ada juga loh yang pake outsource.
Udah pernah ngerasain jadi outsource, sakit hati banget deh.
joko
Juni 18, 2008 at 1:03 pm
Pengalamanku di persshn sblmnya, organik dan non-organik hampir tidak dibedakan status maupun hak2nya. bahkan yg non-organik ada yg jadi manajer sdgnkan bawahannya adalah orang2 organik, yg penting di lihat performa-nya.
mo_cab™
Juni 19, 2008 at 1:01 pm
to joko :
ya itu yg saya maksud. istilah organik dan non-organik setau saya cuma ada di BUMN atau PNS.
kalo outsource atau kontrak (ini ada beda nya lho) sering dikenal di swasta.
memang cuma istilah. kalo masalah sakit hati, tergantung org nya. tekanan yang sama dari perusahaan di sebagian pegawai, belum tentu sama dengan yang di sebagian lainnya. memangnya jadi pegawai tetap juga ga bisa sakit hati ? apalagi kalo di PNS atau BUMN, pas sakit hati gara-2 kebijakan perusahaan atau atasan, ujungnya cuma menggerutu. (di swasta juga banyak yang gitu. padahal di swasta ngapain mikirin jenjang karir. justru di swasta harus lebih mengangkat masalah profesionalitas.)
Yos@ABI
Juni 20, 2008 at 3:03 am
Masalahnya sekarang bukan hanya pekerjaan non-core aja yang di outsourcing..
Banyak juga tuh kerjaan core yang masih di outsourcingkan..
Banyak buktinya..
Klo ngadu masalah gini cuman disini aja kayaknya gak ada gunanya deh..
Serikat2 pekerja mana nih suaranya..udah saatnya dibikin sistem perburuhan yang berkeadilan bagi semua, pekerja dan pengusaha..
insinyurkontrol
Juni 20, 2008 at 4:15 pm
pernah jadi outsource selama 4 tahun..
santai2 aja selama gaji lancar. Pertama kali gaji cuman separo pegawai tetap, setelah 4 tahun 1,5 kali gaji pegawai tetap.
setelah diangkat gaji gue 3 kali lipat yang sudah tetap hehe..
kalo kerja cuman dilihat gajinya doang, bakalan makan ati.. pengalaman dan skills yang diasah selama jadi outsource bisa jadi sangat berguna bagi masa depan.
dragz
Juni 21, 2008 at 10:11 am
Saya ada pengalaman, penginnya bisnis yg Islami jadi non organik pun saya terima, di salah satu Asuransi Syariah yang pertama di Indonesia. Kirain konsep syariahnya emang “matang” dan profesional, ehhh… ngga taunya masih “tegas” juga perbedaan bonusnya antara sang Organik dan Non Organik malah ngga realistis, Target non organik 2 M produksi 110% bonusnya cuma 3 jutaan. Kapok deh nyobain management SYARIAH.
Heru
Juni 27, 2008 at 7:34 pm
sapa bilang, outsource gajinya kecil. dkantor gw anak outsource gajinya lebih diatas gw.
cuma gw denger kontrak mereka setaon n cm dpt tunjangan kesehatan aja.
Eka
Juli 14, 2008 at 3:42 am
outsource mungkin bisa diartikan man power suply…kalo do oil&gas semacam supraco, incoray, indospec…………….gabung disini terus ditugaskan di oil&gas company seperti BP, Total, dll. busyet gaji mereka selangit, dan biasanya dalam USD.
Jadi pekerja yg melalui man power supply (outsource) sangat enak…..gajinya gede banget dan lebih tinggi dari pegawe tetap oil company. Jadi enak atau gak enak outsource tergantung di bidangnya…..gak bisa pukul rata.
kentut busuk
Juli 14, 2008 at 4:19 am
busyet sakit ati klo mikirin gaji…
tetep semangat meskipun outsource…
yg penting kembangin skill kita…
moga2 kebijakan perusahaan kedepan berubah,
siapa tau semua outsorce diangkat jadi organik.
semoga tahun 2009 para direksi bri merubah kebijakannya yang lebih manusiawi…T_T
bermimpi gpp kali ya
rezapelvian
Oktober 27, 2008 at 1:42 pm
just take it or leave it lah.. gitu aja koq repot!
Ita
April 20, 2009 at 2:25 am
tlg instansi bumn esp.bri bs ngontrol vendor outsourcingnya,biar g meras ngisep darah pekerja terus ,lgan bknnya si vendor jg anak perusahaan bri sndiri??direksinya istighfar dunkz,yg manusiawi dikitlah salarynya,bwt bli kosmetik aj g nutup klo frontliner,cuuapekk dey!!
non organic
September 11, 2009 at 5:26 pm
tlg instansi bumn esp.bri bs ngontrol vendor outsourcingnya,biar g meras ngisep darah pekerja terus ,lgan bknnya si vendor jg anak perusahaan bri sndiri??direksinya istighfar dunkz,yg manusiawi dikitlah salarynya,cuuapekk dey!!
non organic
September 11, 2009 at 5:28 pm
saya sependapat soal direksi BUMN lebih memperhatikan yang non organik.
jabon
Agustus 21, 2010 at 5:10 am
gak segitunya kaliii
prahara
Mei 22, 2013 at 8:50 am
Sabar.. sya di posisi NO jga, tapi sikapi sja pegawai NO lebih berkualitas dripda pegawai organik
muqsi
Februari 26, 2015 at 5:51 am
bedebah bgt ya,,,
brandal
April 10, 2015 at 4:28 am
ngeri kali disebut organik dan non organik, ini manusia bukan hewan/tumbuhan percobaan, ya kan?
pengamat
April 9, 2016 at 12:11 pm
kalau ditmpat saya org outsourcing mcm saya ni jadi babu nya karyawan tetap. dahlah awak kejo yg paling hajap. mkan org tu pun kmi yg disuruh pergi belikannya. klau ada acara d perusahaan tu kmi org kontrak atau outsourcing gk pernah d undang. klau masalah gaji ya tau sendiri lah jauh beda sama karyawan tetap nya. klau gk mau d suruh pergi belikan makanan mereka ancaman nya kontrak kami diputus kan. kalau puding bulanan cuma karyawan tetap yg dapat. mau dapat puding ya dekati karyawan tetap tu lah. trus gk ada tunjangan apa”, uang makan juga d potong, lemburan gk sesuai yg d bayar dgn perjanjian. klau berontak ya ancaman nya kontrak diputus msih bnyak yg lain mau kerja disini. hajap
hamba allah
Maret 7, 2019 at 6:02 am