Tipe Orang
Di kampus ada beberapa tipe orang. Tipe pertama adalah A1, ini adalah tipe pekerja keras yang hidupnya didedikasikan 100% untuk belajar, untuk pekerjaan. Tipe seperti ini adalah kesukaan organisasi. Saya, for sure bukan orang yang termasuk tipe A1. A1 ini biasanya singles, punya kemampuan fisik sangat baik, biasanya tidak terlalu punya kondisi kesehatan yang prima. Tipe A1 ini unik, suka lembur begadang mengerjakan tugas, tapi juga suka gampang sakit. Saya tidak bisa lembur begadang -bahkan pada era kuliah dimana anak-anak suka lembur, tapi saya relatif gampang sakit dibandingkan anak A1 tadi. Tipe A1 ini tipe brute force, muscle, alpha. Selain itu A1 biasanya punya kelemahan yang obvius, apakah dari ekonomi, fisik maupun sosial (umur) yang membuat orang tersebut menjadi A1.
Tipe kedua adalah A2, ini tidak suka bekerja, tapi cenderung menggunakan kemampuan teknisnya untuk survive. Secara kualitas, A2 ini dibawah dari A1, namun A2 cenderung mencari value lain, competitive advantage lain yang membedakannya dengan A1. A2 ini biasanya sudah berpasangan, meski ada juga A2 yang single. A2 adalah A1 yang menemukan comfort zone. A2 biasanya cinta damai dan merupakan tipe yang ideal untuk berteman.
Tipe ketiga adalah A3, ini juga tidak suka bekerja, tapi berbeda dengan A2 yang kecenderungannya adalah menggunakan kemampuan teknis, A3 ini cenderung menggunakan kemampuan non teknis -sosial skills. A3 ini kategorinya adalah Mad Man. A3 dikenal sebagai tokoh antagonis. Ada beberapa orang yang sebenarnya cocok di A2 namun kemudian menjadi A3.
Orang tipe A ini secara umum harus dihindari, sebagaimana stress yang tidak ada cara lain yang efektif selain di hindari, dibuat boundaries. Namun tidak semua orang menjadi tipe A, lebih banyak orang yang ada di tipe B. Tipe B ini menikmati hidup. Saya saat ini sedang berusaha untuk menjadi lebih B. Sayangnya, memang ada beberapa orang yang terpaksa harus menjadi A karena berbagai situasi dan kondisi.
Untuk orang-orang yang terpaksa memilih tipe yang tidak sesuai dengan karakter dia, karena berbagai kondisi. Misalnya, anak ekonomi yang harus banyak hafalan, padahal ia tidak suka hafalan, maka ia harus mencari, menyesuaikan tipe pekerjaan yang cocok dengan dirinya. Saya menemukan ada juga orang yang bukan A1 tapi memilih untuk jalur A1. Gpp sebenarnya, tapi ada baiknya ia mengambil jalur yang lebih sesuai, di A2 misalnya.
366 kata
Tinggalkan Balasan