Cerita Rokok
Kesalahan terbesar yang dilakukan orang tua saya, salah satunya mungkin adalah tidak menyelesaikan usia pensiun pada waktunya. Kesalahan ini juga merupakan ketakutan saya terbesar sejak tahun 1995. Bapak kurang lebih berumur 40 tahun, saya duduk di bangku SMP. Situasi sebenarnya baik-baik saja pada waktu itu. Indonesia emas, 50 tahun kemerdekaan membawa optimisme dimana-mana. Meskipun demikian, pada era itu ketakutan orang tua saya mulai muncul. Pertama mulai banyaknya produk-produk korea, kemudian kompetisi dalam industri rokok -dimana bapak mengkhawatirkan rokok lokal seperti Djarum -bukan Rokok Mild.
Ketakutan saya mulai terbukti setelah bapak pensiun dini di usia 50 tahun. Tapi waktu itu optimisme tetap ada, mengingat saya dan kakak sudah selamat, sudah duduk di bangku kuliah. Saya tinggal menyelesaikan waktu kuliah. Bayangan saya, hari pertama saya duduk di bangku kuliah sebenarnya saya sudah dalam kondisi aman. Saya sudah bisa mencari kerja di warnet, saya sudah bisa mencari proyek -atau paling tidak mempunyai potensi untuk mencari proyek.
Every man has his weakness
Every man has his price
All things at Rome have their price
Ref: Muhammad Warsianto, Pelopor Rokok Mild. A Mild (1988), Bentoel Mild (1995), dan Clas Mild (2003) ref
Tinggalkan Balasan