Archive for the ‘Health’ Category
Swedish movie
I watch it from Netflix. Interesting. Året jag slutade prestera och började onanera (2022)
I’m tired of being good all the time.
I mean, I wanted to be mediocre
Bahaya Sibuk
Sibuk ini berbahaya sekali. Ketika sibuk maka banyak hal menjadi kontra produktif, semakin sibuk justru performance semakin menurun, begitu juga dengan semakin letih. Karena sudah semakin tua maka harus semakin pintar untuk memilah milah. Harus tahu bagaimana mengendalikan diri. Kuncinya disiplin.
Diet – Menjaga makan
Dulu umur 30-an, aturan menjaga makan sebenarnya sederhana saja: less calories, jangan banyak makan nasi, jangan banyak minum manis. Sekarang semakin tersadar, calories management saja sekarang tidak cukup, ada beberapa item yang ternyata sekarang sangat sensitif dan berdampak pada pencernaan:
1.Kacang, ini terbukti pada sate ayam, gado-gado -juga faktor pedas
2.Daging kambing, ini terbukti pada sate kambing, tongseng -juga kecenderungan pedas
3.Santan, ini terbukti pada pada nasi pandang dan variannya, seperti ikan kembung dan rendang, juga faktor pedas
Makan yang cenderung aman itu sebenarnya, soto mie, sop kambing, warteg yang cenderung tidak kuat rasanya.
Peka
Kemarin, karena TGIF, dua minggu pertama yang sukses, saya putuskan untuk makan seporsi sate ayam. Dan, yang terjadi pencernaan tidak lancar, sama seperti tiap selebrasi TGIF yang makan pedas, makan aneh aneh, dan esoknya pencernaan -selalu kesini, yang terdampak.
Kemarin juga, full running 6m, dan bangunnya 04:40 dengan perasaan mental yang enak, tapi badan terasa letih yang wajar kecapean lari.
Menarik disatu sisi orang harus super sensitive, sangat peka, membaca kondisi dengan jernih, sendiri. Tapi disisi yang lain harus super rational, super disiplin. Duality (dualism)
Peka

Kemarin makan sate kambing dan tongseng, one of my favourites, dan paginya pencernaan tidak terlalu lancar. Kemarin juga lari cukup jauh, walau sebenarnya normal 6 miles saja, tapi karena sudah 2 mingguan tidak full run, langsung berasa bangun telat sekitar jam 05:07, badan relatif segar. Pikiran rasanya enak karena sudah ada proposal dan ada diskusi. Lengkap.
Senang rasanya bisa lebih peka dengan kondisi tubuh
Fatigue Paradox, Fatigue Complex

Fatigue (kelelahan) ini aneh sebenarnya. Paradox. Badan yang terlalu letih, akibatnya jadi susah tidur. Seharusnya, logikanya kalau terlalu letih maka akan tertidur dengan lelap. Hari ini saya pulang menempuh jarak hampir 50km macet, Sudirman-Lenteng-Bintaro. Bangun ternyata pukul 02:45 dini hari. Paradox. Kuncinya tidak boleh terlalu letih. Begitu terlalu letih harus beristirahat.
Fatigue ini juga complex. Sama seperti motor, remnya tidak pakem, tarikan gasnya lemah, bannya gundul. Complex itu artinya multi factor, banyak aspek. Kejadian kemarin misalnya. Saya kurang lebih minum kopi 4 kali selepas makan siang jam 13:00, jam 13:30, jam 17:00 dan jam 18:30. Seharusnya selepas makan siang saya hanya minum satu kali saja pukul 15:30 selepas ashar. Setelah itu entah mengapa seringkali susah tidur.
Panik karena waktunya panik
Bahagia katena waktunya bahagia. Biology. Hari itu memang ada sebuah task/challenge yang besar sekali stake/harapan/taruhannya. Somehow jadinya anxious, merembet kenyang lain. Padahal isunya simple. Lesson learned, kalau sudah seperti ini pasrah saja. Beberapa hari setelahnya kondisi baru membaik.
Panik karena waktunya panik, karena kelak, bahagia karena waktunya bahagia. Karena kesehatan fisik bisa dijaga tapi kesehatan mental hampir tidak bisa dijaga.
Correlation: Sleep
Ini temuan yang menarik. Tidur nyenyak tidak ada hubungannya dengan kondisi mental (mental health). Saya menemukan bahwa tidur nyenyak justru lebih terkait dengan kondisi fisik (fatigue/lelah, travel, kebanyakan makan). Faktor yang paling signifikan menurut saya adalah aging. Semakin tua, semakin terganggu tidurnya -bukan karena kebanyakan pikiran. Kalau sama-sama usianya, bisa jadi faktor pikiran akan signifikan dampaknya.
Reading:
- Time will tell: a retrospective study investigating the relationship between insomnia and objectively defined punctuality (2011)
- ScienceShot: Insomnia Linked to Punctuality
Sakit: hidup sehat di kepala empat
Saya menemukan ada beberapa pola sakit saya yang sepertinya bisa terjadi semakin sering:
1.Immune System: Demam
2.Digestive System: Diare
3.Nervous System: Pusing
Trigger: Kecapean
1.Kecapean kurang tidur lanjut demam (immune problem)
Ini kejadian Mid April 2023, sangat make sense karena kondisinya letih (kurang tidur), ini butuh waktu 3 hari untuk recover normal. Temperature tubuh sangat tinggi. Tapi tidak ada flu atau bersin-bersin. Ini sepertinya level sakit yang paling berat, karena sebenarnya tidak ada aktivitas fisik yang digeber. Waktu kejadian tidak ada agenda lari. Bahasa medisnya adalah Stress-induced immune dysfunction
2.Kecapean lari renang lanjut demam (immune problem)
Ini kejadian Awal Jan 2023, digeber untuk berenang 3x dalam seminggu, digeber lari. Akhirnya muncul demam.
3.Kecapean lanjut diare (digestion problem)
Ini terjadi ketika fisik juga digeber untuk lari, padahal tidak berenang. Tidak demam tapi yang terjadi adalah diare. Bahasa medisnya adalah Stress-induced diarrhea. Ini relatif lebih ringan.
Trigger: Stress (banyak pikiran)
1.Banyak pikiran lanjut diare (digestion problem)
2.Banyak pikiran lanjut dizziness (nervous problem)