Bahaya Sibuk

Sibuk ini berbahaya sekali. Ketika sibuk maka banyak hal menjadi kontra produktif, semakin sibuk justru performance semakin menurun, begitu juga dengan semakin letih. Karena sudah semakin tua maka harus semakin pintar untuk memilah milah. Harus tahu bagaimana mengendalikan diri. Kuncinya disiplin.

Rencana pensiun

Dari tahun 2004 hingga 2037, total dari 33 tahun perjalanan karir yang bisa saya tempuh, saya sudah lalui 19 tahun lamanya. Artinya sudah hampir dua dekade menjalaninya. Apakah di dekade ketiga ini kondisi akan lebih baik? rasanya tidak ya, justru akan semakin, semakin berat. Sama seperti bapak, yang hanya bisa menjalani hingga umur 50 tahun (atau sekitar 27 tahun saja). Artinya kalau menggunan kacamata yang sama dengan bapak, masa kerja saya tinggal 2032 atau hanya kurang dari 9 tahun lagi, kurang dari 1 dekade lagi.

Tanpa ada konsolidasi internal pun, untuk bisa bertahan selama 3 dekade dengan mulus tidaklah mudah. Saya melihat secara pekerjaan rasanya cerita para paman dan sanak kerabat tidak pernah ada masalah. Masalah justru terjadi diluar pekerjaan mereka. Sepanjang orang masih terikat, terikat pada pekerjaan sebenarnya masih relatif aman..

Pada hari ini sebenarnya ada pelajaran berharga yang saya dapatkan, bahwa retirement is real. Orang harus mempersiapkan ini dengan baik. Dari kondisi pendapatan tetap (hingga umur 55), kemudian pendapatan tidak tetap (hingga umur 65), dan tidak ada pendapatan hingga umur 75 nanti -mungkin.

But one thing for sure, sepertinya tidak ada yang bisa dilakukan untuk menghindarinya. You Can’t Cheat Death.

Oh ya, sedikit catatan menarik, dahulu saya hafal sekali sudah bekerja berapa lama. Tapi sekarang sepertinya diatas 15 tahun pengalaman kerja, saya sudah berhenti lagi menghitung berapa lama pengalaman kerja saya. Setelah diatas umur 40, setelah berkepala empat, sepertinya retirement, ageing menjadi sesuatu yang disadvantage lagi. Puncak karir sudah terlewati, sekarang menuju slope down.

Kepala empat

Umur saya 41 tahun. Agak berbeda dengan bayangan saya sebelumnya, yang mana saya berpikir pada umur 40-an seperti ini rasanya semua persoalan hidup bisa saya selesaikan dengan baik. Tapi ternyata, di kepala empat justru saya menjumpai bahwa makin banyak persoalan yang tidak bisa saya selesaikan. Saya juga menemukan bahwa banyak masalah yang dihadapi si kepala tiga yang ternyata mudah sekali untuk diselesaikan -misalnya ada yang ingin banting setir atau ada yang ingin pulang kampung. Sangat sederhana.

Masalah yang sama ketika dihadapi oleh si kepala empat ternyata bukannya semakin mudah, semakin sulit ketika ditambahkan faktor umur yang semakin habis.

The Happiness Curve: Why Life Gets Better After 50 (Jonathan Rauch 2018)

Pensiun

Hal yang paling menakutkan buat saya adalah pensiun. Ceritanya harus dimulai dari Bapak yang pensiun pada usia 50 tahun. Setelah mungkin hampir lima tahun sebelumnya, sejak usia 45 sudah dihantui oleh pensiun dini -diwarnai oleh krisis moneter. Sekarang usia saya sudah 41 tahun, hari-hari seperti bapak sudah sebentar lagi hadir.

Menurut saya, hal yang paling menyebalkan dari pensiun adalah tidak lagi bisa berkarya, tidak lagi dianggap. Hidup bisa dibagi dua hal: Work (kerja) dan Life (kehidupan).

Kerja sendiri bisa dibagi dua hal: Menyenangkan dan Menyebalkan. Kerja bisa menyenangkan: bisa makan enak di hotel berbintang, bisa jalan-jalan ke berbagai tempat, bisa tertawa bersama-sama, bisa merasakan aman sebagai satu tim, bisa diapresiasi. Tapi kerja juga bisa tidak menyenangkan, bahkan bisa sangat menyebalkan: macet, cuaca buruk, teman yang tidak baik, pekerjaan yang susah. Dibutuhkan keseimbangan antara Positive Work (yang menyenangkan) dengan Negative Work (yang tidak menyenangkan).

Kehidupan juga bisa dibagi dua hal. Menyenangkan: tidak bekerja, tidur-tiduran, menonton film, berolahraga, berenang. Tidak menyenangkan: bebersih (chores), menyiapkan makanan, mencuci pakaian.

Kerja harus seimbang. Tidak bisa delapan jam dalam sehari itu terus menerus tegang mengejar deadline.

Umur 40

Menarik, yang membedakan dengan umur sebelumnya:

1.Waktu segera habis. Kalau dahulu masih bisa optimis, berharap ada perbaikan, sekarang harus belajar menerima, dan ini lebih susah

2.Sudah banyak luka. Pengalaman traumatis yang lebih panjang. Memang 18 tahun bekerja tapi artinya 18 tahun traumatis

Pensiun

Ide tentang pensiun ini menarik sekali. Semoga pada waktunya nanti, tidak ada hutang yang belum terbayar. Lunas.

Catatan akhir bulan Juni 2022, Simple routine is simple rules

I reach 136 miles, very good. I found The Boys (2019) from Amazon Prime, very interesting, a good series, the same excitiment that I get from Love Death and Robot’s Netflix. I read 0 book, again very happy, but I found interesting thing about Battle of Pyramid 1798. Workwise is good, a new project started, but the office a bit complicated -but shis should be side impact inevitable.

I make simple rules (routine): run, retain (cleaning), relax (working), rest. simply dualism of run-rest, play-stop. Interesting, as definition of work “exert oneself by doing mental or physical work for a purpose or out of necessity”. As such the opposite of work can be several things:

• Excerting yourself for no purpose or necesity (Sport or hobbies)
• Not exerting yourself for a purpose (Sleep or recovery from illness)
• Not exerting yourself for no purpose (Lazing about, procrastination)

ref

Umur 40 dan sibuk

Ada perbedaan yang signifikan antara umur 40 tahun dan umur 30 tahun.

1.Penuaan fisik (aging)
Ini signifikan, terlihat sekali perbedaannya.

2.Competence
Sebagai contoh kasus Holywings Sara 24 Jun 2022, ternyata diawaki orang berumur 20 tahun, dipimpin orang berumur 30 tahun. The whole industry is lead by some guys under 30.

Pria inisial EJD (27) selaku creative director Holywings
Perempuan inisial NDP (36), selaku head team promotion
Pria inisial DAD (27), pembuat desain virtual
Perempuan inisial EA (22), tim admin media sosial
Perempuan inisial AAB (25), selaku socmed officer
Perempuan inisial AAM (25) selaku admin tim promo

Properti dan Pensiun

Nasihat dari bapak saya yang selalu ingat adalah pentingnya untuk memiliki rumah (property). Ini sangat beralasan karena dalam ring terdekat keluarga besar saja ada yang tidak memiliki rumah. Kalau rumah saja tidak punya apalagi uang pensiun. Saya bisa memecahkan persoalan tentang kepemilikan rumah ini dalam waktu yang relatif cepat -alhamdulilah. Pemicunya adalah pernikahan, kalau rata-rata gaji fresh grad tahun 2006 adalah 4 juta rupiah, dengan join income misalnya, maka rumah seharga 250 juta bisa didapatkan -jika join income suami istri.

Sekarang saya coba cek lagi harga rumah U-Ville 2 Bintaro Jaya dengan luas tanah 66 m2 sekitar 1 milyar. Aturan DP sekarang seharusnya lebih ringan dari aturan DP pada 20 tahun yang lalu, dengan pinjaman 800 juta, maka cicilan selama 25 tahun adalah 5.6 jt. Kurang lebih kalau suami istri bekerja fresh graduate di perusahaan yang berskala sedang saja maka rumah di Bintaro Jaya sebenarnya relatif terjangkau.

Nasihat kedua yang disampaikan bapak saya adalah seputar pensiun. Pesannya adalah agar berhati-hati dengan uang pensiun yang didapatkan. Menurut dia pensiun yang terbaik adalah bekerja di pemerintahan baik sebagai PNS atau sebagai BUMN. Sebagai perbandingan di tahun 2021 pensiunan golongan III Pama sekitar 4.8 juta, kurang lebih sama dengan PNS Golongan 4 sebesar 4.4 juta. Dulu sempat saya hitung karena saya memilih jalur swasta, sama seperti bapak, maka uang pensiun yang saya siapkan seharusnya satu miliar dengan bunga deposito 6% maka perbulan saya akan mendapatkan bunga sekitar 4 juta rupiah. Cukup untuk hidup sederhana.

Namun untuk nasihat kedua ini saya belum bisa buktikan. Pertama, untuk bisa mengumpulkan uang sebesar 1 milyar, atau kurang lebih sama dengan nilai pensiun -asumsi nilai pensiun ini sama dengan upah minimum. Bisa jadi tidak mudah. Bayangan saya dana ini akan terserap banyak ke biaya pendidikan (anak) atau justru biaya diri sendiri (liburan, hobi/consumable/consumptive). Kita lihat. Semoga saya bisa diberikan konsistensi dan kemudahan. Amin.

Kepala empat: Umur 40

Tahun ini saya memasuki tahapan baru dalam kehidupan saya: kepala empat. Saya senang karena paling tidak saya sudah mempersiapkan tahapan baru ini lebih awal. Pertama, saya mulai menyukai kopi pahit. Persisnya tidak tahu, tapi mungkin seiring percobaan diet di tahun 2021 saya menemukan bahwa kopi pahit ternyata enak -dan per hari ini sepertinya kopi yang paling enak itu adalah Nescafe Classic.

Minggu-minggu ini juga saya mulai membedakan antara weekdays dan weekend dengan baik. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, bahwa ada 2 tipe orang -responsible dan irresponsible person. Sepertinya mengatur diri sendiri lebih mudah dibandingkan mengatur orang lain.