Catatan akhir minggu, Weekly 8: Better log

Dalam seminggu, hal yang menjadi concern paling penting, pertama adalah “mobilization” (home vs onsite). Ini signifikan sekali perbedaannya. Hari dimana ada aktivitas onsite, terlebih yang dimulai sejak pagi hari tentunya punya beban yang sangat berat. Jadi sedapat mungkin dihindari untuk onsite, terkecuali jika tidak ada pilihan lain. By default adalah menghindari, karena sejauh ini dengan menghindari pun rata-rata hanya punya 1-2 WFH dalam seminggu.

Concern lain, kedua adalah misleading “indicatorization”. Sebagai contoh efek dari kehujanan (menurunnya immune system) itu bisa jadi tidak terjadi dalam 1×24 jam. Bisa jadi justru pada hari kejadian malah baik-baik saja. Justru penurunan kondisi terjadi pada 1-2 hari setelahnya.

Concern ketiga adalah “prioritization”, we can only do one meeting at the time. Ini juga menjadi concern utama, pada akhirnya kita harus memilih, apapun pilihannya pasti tidak bisa menyenangkan semua pihak. Menarik.

Catatan akhir minggu, Weekly 6: How to work efficiently, deep work.

Week 6 ini saya mulai mencatat beberapa hal yang menarik. Hari senin misalnya, saya full day onsite di client, WFO. Problem dari onsite ini saya hampir tidak bisa melakukan pekerjaan lain. Dari 8 jam saya hanya punya waktu 1 jam untuk melakukan internal coordination (purple), karena banyak hal urgent, saya baru bisa melakukan after office hour di jam 18:30-20:00. Hari senin ini overtime banyak sekali. Senin is not well planned day.

hari selasa, saya mulai memperbaiki kesalahan ini, khususnya di aspek overtime yang sebenarnya bisa dihindari (Cuman again, kenapa ini sulit dihindari salah satunya karena terlalu letih sehingga tidak bisa membuat keputusan dengan baik). Di hari selasa saya melakukan dengan lebih baik lagi. Saya lebih banyak melakukan individual working, kemudian melakukan internal consolidation -yang kemarin tidak begitu efektif dilakukan. Selasa is good day.

Rabu is good beginning, indicator is I can do 1h30m uninterrupted deep exercise. Doing a lot of preparation work. Very effective with 1 hour extra overtime. But it is okay, I already get great Selasa yesterday

Kamis is crazy day, as always, where meeting is super duper tight. I get so many purple work (internal coordination). However I can still do some green work (internal consolidation) with the working team. I get less and less individual working time.

Friday is again so many orange, wasting time. However it is part of once a week to WTC, and this is very important.

*Illustration Horrible Bosses (2011): “…that would be obstruction of justice.”

Catatan akhir minggu, Weekly 2

Running the day is not easy. However, I started to realize that there are some metrics that you can not lie with. This is taken from Week 2. Monday night as usual, is very busy, onsite meeting means plenty of discussion and it is very tired day. It is almost 2700 calories -which coming from 500 calories run. Average weekday stress is about 36

Catatan akhir minggu, Weekly 1: Calendar

Calendar Week 1 ini sangat menarik dan bisa menggambarkan untuk plotting satu tahun kedepan. Beberapa hal yang menarik:

1. WFH harus diprioritaskan, karena semakin ke belakang, kecenderungannya adalah semakin padat. Sebagai contoh hari kamis onsite, hari jumat onsite hingga malam.
2. Dari merah ke hijau. Internal consolidation harus diprioritaskan, harus dialokasikan
3. Development diprioritaskan dari Operation. Baik business development, maupun competency development.

Catatan akhir minggu, Weekly 50: Worklife balance

This is interesting table with couples important information

1. The best time to get 8h of sleep is to go to bed before 8pm and wake up before 4am (Monday night)
2. The first thing to do in the morning is to run 4am-6am, follow up by swim 6am-7am to get 1,000m swim about 40 minutes in pool, or about 1h in total. (Monday 09:16 at office)
3. There should be no difference in weekend, only there is no physical exercise activity replaced by writing (non physical exercise)
4. The biggest contributor of stress is lack of sleep (Tuesday, 43)
5. Total calories is more effective now to measure as swim is not detected as steps. 3000 calories is the new peak.

Catatan akhir jumat, Weekly 43: Mengelola hari jumat

Dalam lima hari bekerja, saya mencatat bahwa hari Jumat adalah hari yang paling berat. Ukuran hari paling berat dilihat dari beberapa hal. 1) Last placement of phone. Kecenderungannya mendekati jam 22:00. Bandingkan di awal minggu seperti Senin yang bisa mendekati jam 20:00. 2) Sleep duration. Phone placement ini proxy dari jam tidur, semakin cepat HP ditaruh artinya waktu tidur semakin panjang.

Hal lain yang menarik adalah office arrangement. Ini sebenarnya pilihannya banyak mulai dari WFH/WFO arrangement, kemudian faktor lainnya adalah client visit.

Patient POV Notes:
-Most stressful part of doctor’s visit: The wait, says survey
-If attending an appointment in person is too stressful, arrange for virtual appointments, if possible
-The main fear individuals have about going to the doctor is that the doctor will find something seriously wrong

Doctor POV Notes:
-Too many bureaucratic tasks
-Long hours at work
-Lack of resources

Catatan Jumat Malam, Weekly 34: WFO/WFH balancing

Mon:
Tue: ONS Gatsu, Thamrin
Wed:
Thu: ONS Bandung
Fri: ONS Balaikota, Thamrin, Karet

Sederhana saja sebenarnya, maintain WFO at 60-80%, this week I can get at 60%, consider higher sebenarnya karena ada kegiatan di luar kota.

Catatan akhir jumat, weekly 31: Pelajaran dari mengelola meeting

Di minggu 31 ini, hari dimana saya bekerja paling efektif adalah hari kamis. Efektif karena dilakukan secara WFH. Artinya ada waktu lebih dari 2 jam yang dihemat dari kegiatan transportasi. Ini banyak sekali, hampir 25% dari waktu kerja efektif selama 8 jam perhari. Di hari kamis itu, saya melakukan 3 jam EXT meeting yang sangat efektif karena mendapatkan banyak hal, dan hampir 2 jam INT meeting untuk melakukan konsolidasi secara internal.

hari kedua paling efektif adalah senin, karena saya melakukan meeting dengan client secara onsite di sesi pagi, kemudian melanjutkan sesi siang dirumah. Dirumah sendiri, sesinya efektif karena sesi meeting secara berderet adalah EXT meeting, baik sifatnya konsolidasi eksternal dengan vendor, maupun weekly.

Secara summary, kalau dari dimensi tipe lokasi: 30% WFH. Sementara kalau dari dimensi tipe interaksi: 80% Client Interaction. Untuk aspek peningkatan yang perlu dilakukan di minggu 32 sepertinya lebih banyak pada aspek efisiensi rapat. Beberapa rapat memang terlihat tidak efektif, terutama yang i) dilakukan via WA call, ini sedapat mungkin dihindari ii) dilakukan dengan satu audiens iii) dilakukan dengan audiens yang sangat banyak e.g lebih dari tiga audiens.

Pekerjaan saya saat ini sebenarnya 100% meeting. Dimana saya tugasnya mendengarkan keluhan klien kemudian memberikan rekomendasi kepada klien. Baik mendengarkan dan memberikan semuanya mediumnya dilakukan melalui meeting. Sebenarnya ada medium tulisan atau medium sistem, tapi sebenarnya lebih banyak dilakukan melalui medium interaksi.

Catatan Akhir Minggu, Weekly 30: Peaceful life

Minggu ini banyak perubahan besar yang saya lakukan dibandingkan minggu sebelumnya. Yang paling besar tentunya adalah antara onsite dan offsite, sepertinya tidak begitu banyak perbedaannya, justru yang sedikit aneh adalah stress sangat signifikan mempengaruhi kondisi tubuh. Minggu 30 ini adalah minggu pertama masuk sekolah dan rasanya super-super stress.

Minggu ini juga pertama kalinya, tidak lagi mengerjakan single project, tapi lebih mengerjakan multiple project. Untuk pertama kalinya, menghandle lima project secara paralel. Dua dalam tahap delivery (Thamrin, Gatsu), dua dalam tahap pre-delivery (Gatsu 2, Monas), dan satu dalam tahap proposal (Kuningan). Menarik, semoga minggu depan, lebih tepatnya bulan depan kondisi akan lebih baik lagi dari pada minggu ini.

Catatan akhir minggu, weekly 45: How to survive Week Calendar vs Month Calendar

I just start to realize that week calendar is more effective than month calendar. Although month calendar more effective in some cases such as 1) where deadline is prioritized over the work e.g submitting government compliance documents 2) where the work mainly on vendor side, not the user side. However, in Indonesia as 1) a lot of work need a user confirmation 2) more companies using week calendar to track the project 3) people not so much having discipline. Therefore week calendar prove to be more powerful -at least from my experience.

As the week calendar become more widely used. It is important to have a strict daily calendar. As I see my Week 45 calendar (this should be definitive as Week 45 should refer to 2-6 November 2020), with at least 4 separate project (mon, tue, wed, thu) and the one internal at friday.