Anjar Priandoyo

Catatan Setiap Hari

Pakar menunggu

leave a comment »

Fifteen minutes miracles

Ada beberapa kebiasaan baru yang saya rasa mulai efektif dilakukan, mulai mengingatkan sulung untuk berangkat ke gym. Ini rasanya cukup efektif, karena meski mahal, ada alasan sulung untuk bergerak. Tanpa gym, rasanya sulung tidak akan bergerak kemana-mana. Kedua, mengingatkan sulung untuk bermain gitar, ini juga rasanya seperti miracle, karena sejak dulu didorong untuk bermain musik tidak begitu serius untuk belajar violin, sekarang di November 2023 dengan gitar listrik justru semakin tertarik untuk belajar bermusik. Jauh lebih baik dibandingkan menggambar ataupun baking. Yang digadang-gadang untuk berhasil, ternyata malah tidak kejadian. Gitar ini rasanya efektif sekali, 3 bulan lagi misalnya, di Agustus 2024 ada event manggung untuk bermain musik, ada currency-nya sama seperti menggambar tadi -yang surprisingly sekarang hilang, ini sempat menduga bahwa mirip dengan ponzi scheme, any kind of internet based money generation most of the time is ponzi, as it is naturally advertising based (attention economy).

Konsentrasi kita memang gampang pecah, saya rasakan betul atas 86,400 pikiran yang ada setiap harinya. Mau menonton saja susah sekali, film yang durasinya 2 jam itu butuh waktu lebih dari 1 hari untuk bisa menyelesaikannya, dalam kondisi normal. Kecuali hari itu benar-benar weekend block yang tanpa agenda sama sekali. Tapi kalau tiap 1 jam ada saja distractornya, mulai dari sulung yang baru bangun minta McD, minta ke dentist, minta ke gym hingga bungsu yang baru bangun kemudian minta soto dan tukang AC yang mendadak datang lebih cepat. Maka latihan untuk menyelesaikan 2 jam konsentrasi itu perlu sekali, latihan dalam hal ini membiasakan supaya bisa menyelesaikan waktu 2 jam tadi, dan melatih untuk tidak pecah konsentrasi dalam durasi yang cukup panjang. Bandingkan effort yang dibutuhkan untuk menonton film selama 2 jam dengan menonton IG, YT, TT dan berbagai short-video form lainnya yang bisa memakan waktu 2 jam, tapi tidak menimbulkan perasaan yang lebih baik dibandingkan sebelumnya.

Kombinasi dari timer -mencatat berapa lama, kalendar -mencatat dalam point of view yang lebih luas, notes -mencatat iterasi ini rasanya mulai efektif. Tidak ada aktivitas yang benar-benar baru dalam hidup ini. Touring hari jumat yang luar biasa membuat badan remuk. Lari sepanjang weekend yang sepertinya saat ini satu-satunya yang bisa dilakukan, untuk kemudian mengambil break di hari seninnya, adalah dampak dari berbagai process improvement yang dilakukan. Rasanya bersyukur sekali, ada banyak improvement yang dilakukan. Ada banyak proses perbaikan yang dilakukan.

Dalam waktu satu jam misalnya, paling tidak ada empat aktivitas yang bisa dilakukan. Menulis, Merekap (browsing), Meminum Kopi dan Membereskan rumah. Break sholat ashar, butuh waktu sekitar 15 menit, sama seperti halnya break sholat magrib. Sama seperti mandi butuh waktu sekitar 15 menit, buang air butuh waktu sekitar 15 menit, menyiapkan pakaian untuk berangkat kerja butuh waktu 15 menit lainnya. Jadi kalau terbangun jam 04:00 dini hari sekalipun, paling tidak hanya 2 aktivitas yang bisa dilakukan, berpikir (menulis, merekap); hygiene (shower, menyapu). Lima belas menit yang harus dilakukan sebaik mungkin. Karena, tiap ham juga tidak banyak yang bisa dilakukan. Jalan-jalan keliling bintaro butuh waktu sekitar 1 jam menempuh jarak 10km+, mengantar sulung ke Gramedia juga butuh waktu sekitar satu jam. Artinya, waktu kita memang tidak banyak, maka kita harus menggunakannya sebaik mungkin, mengulangnya sebaik mungkin dan mencatatnya sebaik mungkin.

19 menit 535 kata

Written by Anjar Priandoyo

April 29, 2024 pada 5:20 am

Ditulis dalam Life

Tagged with , , ,

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.