Correlation Myth: Feed a Cold, Starve a Fever

Kalau lagi flu (cold) banyak makan, tapi kalau lagi demam (fever) banyak puasa.

The saying “feed a cold, starve a fever” dates back to a dictionary published by John Withals in 1574 because of a note that indicated “fasting is a great remedy of fever.”

There are many exercise myths

1. Exercise turns fat into muscle > fat and muscle two different tissues that can not be converted
2. No pain no gain > great body can be achieved without pain
3. Stretching before workout > not that mandatory
4. You can spot reduce fat > Spot reduction is a myth – we can’t control where our bodies lose fat

Personally I add some

1. Health is myth, your body can do self healing
2. After exercise water intake is a must
3. If you sick you need a lot of food
4. You can survive without coffee
5. Caffeine cure fever
6. Fasting cure fever

Keyakinan yang tidak perlu diyakini: Olahraga dan minum air: Exercise Myth

Bahwa setelah lari itu harus minum air. Tidak perlu, karena kalau ini diyakini maka implikasinya adalah selama bulan puasa tidak akan pernah bisa berolahraga.

How much water should be drink a day

• 3,6 liters (about 1.2 liter every meal: breakfast, dinner, lunch)
• 2.0 liters (about 8 cups a day: 3 every meal (6,12,18), 3 in between meal (colorful: 3, 9, 3) 2 in beginning and end of the day (4, 20)

How much water should be drink after 1 hour running

• 0.5-1 liters per hours
• 2-3% per body weight (e.g 2% * 50kg = 1 liters)

Why Drinking Water All Day Long Is Not the Best Way to Stay Hydrated (Time 2019)
“People who are drinking bottles and bottles of water in between meals and with no food, they’re probably just peeing most of that out,” Nieman says. Also, the popular idea that constant and heavy water consumption “flushes” the body of toxins or unwanted material is a half-truth. While urine does transport chemical byproducts and waste out of the body, drinking lots of water on an empty stomach doesn’t improve this cleansing process, he says.

In some rare cases, excessive water consumption can even be harmful. “In athletes or people who are exercising for hours, if they’re only drinking water, they can throw out too much sodium in their urine, which leads to an imbalance in the body’s sodium levels,” explains Nieman, who has spent a chunk of his career investigating exercise-related hydration. Doctors call this imbalance “hyponatremia,” and in some cases it can be deadly. In this scenario, sports drinks and other beverages that contain nutrients and sodium are safer than plain water.

Mencatat

Menulis adalah salah satu skill yang saya sengaja melatihnya sejak lama sekali. Saya melihatnya, kebiasaan mencatat ini sangat berguna. Mulai dari kebiasaan mencatat pada saat bulan puasa, yang somehow membuat nilai akademik saya baik, hingga membuat saya bisa lulus PhD dengan relatif mulus. Menulis dengan baik ini, atau mencatat lebih tepatnya, merupakan skill yang sederhana. Meski demikian, punya skill mencatat ini bisa jadi bukan seorang pencerita yang handal, dan sama sebagaimana seorang pencerita yang handal pun tidak sebaik dengan seorang yang punya banyak pengalaman hidup.

Dalam PhD misalnya, segala sesuatu diukur dengan jumlah kata. PhD itu bisa mencapai 60,000-80,000 kata, yang kalau diterjemahkan bisa menjadi 3-4 paper masing-masing berjumlah 6,000-10,000 kata atau menjadi 3-4 chapter berjumlah 20,000 kata. Maka ada banyak unit ukuran yang biasa dipakai untuk membantu mentrack performance dari menulis ini. Ada yang membuatnya dengan 1,000 kata perhari. Ada yang berusaha membuat dalam 400 kata per halaman A4. Pendek kata menulis ini perlu dilatih sehingga orang terbiasa.

Saat ini misalnya, media penulisan saya sangat banyak. Mulai dari Calendar -mencatat dalam kronologis waktu, Spreadsheet -mencatat tersummary, hingga yang paling basic mencatat dalam Notepad atau Notes.

Saat ini juga selain menggunakan ukuran jumlah kata, saya juga mencoba membuat ukuran yang lain yaitu dalam durasi. Sekilas saya bisa menulis dalam waktu 30 menit untuk tulisan satu halaman A4 400 kata. Kalau ditambahkan menjadi 1 jam maka teorinya bisa mencapai 1000 kata, tapi kenyataannya jumlah yang dicapai hanya 500 kata. Mencapai jumlah kata dua kali lebih banyak tidak sesederhana mengalokasikan waktu dua kali lebih banyak.

Saya mulai menyadari bahwa untuk mendapatkan manfaat tulis menulis dengan baik itu maka orang harus bisa fokus baik secara mental maupun secara fisik. Secara fisik maksudnya, metode menulis dengan cara intermittent itu tidak bisa dilakukan. Seorang JK Rowling harus menghabiskan waktu dalam duduk diam dalam sesi di pagi hari, ataupun dalam sesi di sore hari, tanpa distraksi untuk dapat menghasilkan karya.

Saat ini saya sedang mencoba untuk punya blocking waktu yang lebih panjang. Bayangan saya adalah blocking selama 30 menit tanpa distraksi menulis sebanyak-banyaknya. Dan belakangan ini terasa sangat sulit dilakukan. Satu-satunya cara adalah dengan No Wifi Time, No Mobile Phone Time. Dengan fokus ini maka karya bisa dilakukan.

Susah memang, mengkompose email itu bisa memakan waktu 15-20 menit per emailnya. Makanya orang memilih untuk melakukan meeting, karena meeting bisa dianggap paling mudah untuk menyelesaikan sebuah isi yang butuh 2 kali interaksi 2×20 menit.

412 kata, 15 menit
Keyword: Relaxation, Exercise, Reflection

No Phone Day and No Wifi Day

Hari ini ada beberapa pencapaian besar. Pertama olahraga (exercise) secara lebih rutin pada bulan Ramadhan. Ini bulan susah sekali untuk melakukan olahraga, ternyata setelah beberapa kali iterasi bisa dilakukan dalam durasi 1 jam dengan berjalan kaki dipagi hari. Ini sempurna sekali, karena badan sama sekali tidak letih.

Kedua menonton film (movie) secara lebih granular. Biasanya film itu baru bisa ditonton dalam waktu dua hari, atau kalau cepat pun baru bisa dilakukan hampir 3-4 jam, karena ada banyak distraksi selama menonton film dilakukan. Hari ini mencoba untuk bisa lebih fokus dalam menonton film. Dan akhirnya, sebuah film yang durasinya 2 jam bisa diselesaikan dalam waktu 3 jam. Mulai jam 09:00 dan selesai sebelum makan siang.

Makan siang, tidak banyak yang bisa dilakukan, apalagi bulan puasa seperti ini. Akhirnya saya habiskan untuk membereskan rumah, jam 12:00-13:00 ini benar-benar “Do Nothing Time” Tidak ada yang bisa dilakukan.

Sesi kedua hari ini mulai jam 13:00, disini saya mencoba utuk menulis, menyalakan laptop dan konsentrasi untuk mencatat random facts yang saya temui di kepala saya, di internet, mulai dari fenomena mudik hingga fenomena tabungan yang semakin menipis. Disini hampir saja saya melakukan Doomscrolling, namun jam 14:00 saya putuskan untuk selonjoran, saya putuskan untuk “No Phone Time”, dimana saya menghindari stimulan dari WA yang datangnya dari teman/keluarga, dan dari scrolling IG -doomscrolling ini. Tidak terasa, saya cukup mengantuk sehingga hampir dua jam saya tertidur siang.

Waktu ashar tiba, tidak terasa saya kemudian mengantar kakak (trip) ke gym, termasuk pulangnya mencari makan. Dua jam lamanya hingga waktu magrib tiba di 18:00. It is another perfect day, nothing special sebenarnya, tapi yang paling special adalah ada banyak percobaan baru yang dari dulu rasanya tidak mungkin bisa dilakukan akhirnya bisa dilakukan. Selain “No Phone Time”, saya juga mencoba melakukan “No Wifi Day” yang ternyata secara internasional dirayakan, “No Phone Day” dilakukan sekitar awal maret (spring), dan “No Wifi Day” sekitar awal November (winter)

324 kata, 20 menit

Ramadhan race a 6,000 steps

It takes a three weeks to finally able to find a system. First experience in Week 1 of trying 5 miles in the afternoon does not work. About 10 minutes for 0.5 miles, or about 10 minutes for 1,000 steps, or about 300 calories (382) in one hours routing. It is fascinating, knowing that a through punctuality (start at exactly x0:00 helps, with exact 1h0m allocation helps a lot.

Ramadhan Step Challenge

Quiet gives clarity, clarity gives insight, insight gives inspiration, inspiration gives direction. Once it’s there, exploit it.

Inspiration is a miracle, it has divine intervention. It needs investment (time to be allocated). It always begin with, I know it does not work, but what if it is work. Waiting for timing, riding the wave of momentum

Keyword: exercise, run, step

Argylle (2024)

Big budget movie ($200m), 29m trailer viewer, however flop in box office, flop in IMDB 5.7, and I personally gives 1 star letterboxd. However, watching movie need discipline. The same message in this ramadhan. Movie, just like an art is metaphor of life.

However, unlike running where it has always a good things. Movie can be bad sometimes

2500 langkah – Maret 2024

Belajar melangkah lagi di bulan puasa, perkiraan selama bulan ramadhan ini bisa mencapai total 75,000 lankah saja. Menarik, semudah jalan-jalan ke mall itu sebenarnya sudah membuat badan lebih sehat.

Discipline: watching a movie

This kind of discipline is a must. It can be form of relaxation, but also can be a form of exercise.

Some people choose to watch movies

Some people choose to watch movies: Suunto vertical – the adventure watch ad

Some people choose to carry shopping bags; Some people choose a five-star hotel; Some people choose to chill on weekends; Some people choose a fancy cafe; Some people choose to recharge at home.

Interesting, thought provoking ad, but I am content to watch movies at home.