Anjar Priandoyo

Catatan Setiap Hari

Mendefinisikan kembali makna silaturahmi

with 9 comments

Kapan waktu yang tepat untuk bersilaturahmi?
Kepada siapa kita bersilaturahmi?
Apa yang harus kita bicarakan saat bersilaturahmi?
Apa yang kita rasakan kita saat bersilaturahmi?
Apa yang orang rasakan saat kita me-silaturahmi dirinya?
Berapa kali dalam hidup kita harus bersilaturahmi?

Ada banyak hal yang bisa membuat hidup kita lebih bahagia. Salah satunya adalah melaksanakan silaturahmi. Silaturahmi bahasa mudahnya adalah bertamu, bagi sebagian orang bahasa lainnya adalah menyiapkan topik pembicaraan yang panjang, sementara ada juga yang mengartikannya sebagai sarana untuk mempererat tali persaudaraan satu sama lain.

Silaturahmi mungkin salah satu aktivitas sosial yang paling mudah. Tinggal berkunjung ketempat tinggal seseorang dan bicara. Pun agak repot silaturahmi bisa juga dilaksanakan di mall ataupun cafe tertentu. Intinya sama, melaksanakan fitrah kita sebagai mahluk sosial. Manusia yang membutuhkan interaksi antara manusia satu dengan manusia yang lain.

Dalam beberapa hal terkadang silaturahmi terasa berat dilakukan. Salah satunya adalah ‘alasan berkunjung’. Pengalaman pribadi saya, meskipun ada teman kantor yang rumahnya hanya berjarak 10 menit dari rumah, kalau tidak ada alasan, atau kalau tidak ada teman yang mengajak berkunjung, rasanya segan sekali. Ada saja alasan -yang dibuat-buat tentunya- seperti takut mengganggu waktu istirahat sang teman, takut mengganggu waktu pribadi untuk berdua dengan dinda. Hingga banyak pembenaran lain bahwa ‘ah ntar aja deh mampir kerumahnya dia’. Yang ujung-ujungnya kita tidak jadi bertandang.

Sibuknya kota, padatnya arus kehidupan kadang membuat kita samar membedakan mana yang seharusnya menjadi prioritas dan mana yang harus disingkirkan diujung paling belakang. Ah, mumpung Ramadhan masih menghampiri kita, jangan lupa ya ajak sanak kerabat, teman baik kita untuk bersilaturahmi. Mungkin tidak perlu menunggu Lebaran tiba, sekarang waktu yang tepat untuk bersilaturahmi.

Bukankah silaturahmi mendekatkan kita pada rezeki

Selamat menunaikan ibadah puasa, semoga hubungan kita dengan Tuhan, hubungan kita dengan sesama semakin meningkat berkualitas dibulan penuh rahmat ini.

Salam hangat,
Anjar Priandoyo dan keluarga.

Written by Anjar Priandoyo

September 24, 2007 pada 1:35 am

Ditulis dalam Business

9 Tanggapan

Subscribe to comments with RSS.

  1. iya bener, tuh. kemarin 10 hari di jkt. ujungnya cuman ketemuan ama khaidar cs. anak anak UPH IT TN6 ama mudik.

    ada dua rencana ketemuan yg ternyata terpaksa kelewat. sori buat rudjay dan herni/bayuni.

    papabonbon

    September 24, 2007 at 6:31 am

  2. hehehe, kemarin malem minggu kan kita habis silaurahmi njar ? :-D

    andrias ekoyuono

    September 24, 2007 at 7:35 am

  3. “Pengalaman pribadi saya, meskipun ada teman kantor yang rumahnya hanya berjarak 10 menit dari rumah, kalau tidak ada alasan, atau kalau tidak ada teman yang mengajak berkunjung, rasanya segan sekali. ”

    Pengalaman saya di Jakarta, saya justru dianggap aneh ketika berkunjung ke rumah saudara “tanpa alasan”.

    Lelaki Yang Normal

    September 25, 2007 at 7:26 am

  4. Assalamu’alaikum..

    Sebelum ikutan ngopini, (maaf kalo ini sudah terbahas sebelumnya dan saya tidak sempat mengikuti) apa perbedaan ‘silaturahmi’ dengan ‘silaturahim’ ya?

    Wassalam..

    Chandra

    Desember 24, 2008 at 4:02 pm

  5. KAlo boleh dipikir, tak adanya alasan untuk silaturahmi sepertinya menjadi alasan untuk tidak bersilaturahmi yah??

    dieyna

    Maret 11, 2009 at 6:26 am

  6. Lebih tepat kalau menggunakan kata “silaturahim”, yaitu kata majemuk yang terambil dari kata *shilat* dan *rahim*. Kata *shilat* berakar dari kata yang berarti “menyambung”, dan “menghimpun”. Ini berarti bahwa hanya yang putus dan yang berseraklah yang dituju oleh kata *shilat*. Sedangkan kata *rahim* pada mulanya berarti “kasih sayang” kemudian berkembang sehingga berarti pula “peranakan” (kandungan), karena anak yang dikandung selalu mendapatkan curahan kasih sayang.

    Nabi SAW Bersabda: “Tidak bersilaturahim (namanya) orang yang membalas kunjungan atau pemberian, tetapi (yang dinamakan bersilaturahim adalah) yang menyambung apa yang putus” (Hadis Riwayat Bukhari).

    Dinar Islam

    Oktober 4, 2009 at 7:29 pm

  7. Asswrwb
    Mas Anjar Artikelnya bagus , boleh aku copas ya, thanks
    wslm

    djuhdie

    Oktober 13, 2009 at 1:50 am

  8. Salam silaturrahmi dari Pesantren Ath-Thohiriyyah Purwokerto, Banyumas.

    Silaturahmi itu bahasa Arab, dari kata shilah (shilat) yang berarti jalinan dan rahim (rahim) artinya kasih sayang. Silaturahmi berarti jalinan kasih sayang. Ibn Al-Atsir menyatakan bahwa silaturahmi adalah menjaga kebajikan (ihsan) kepada keluarga senasab dan karib kerabat (Lisan Al-‘Arab, Juz 11: 726).

    Dari silaturahmi terbangun persaudaraan. Persaudaraan memiliki beberapa lingkup: sekeluarga (QS An-Nur: 61), seagama (QS Al-Hujurat: 10), sesama bangsa (QS Al-A’raf: 65, 73 dan 85) dan sesama manusia (QS Al-Hujurat: 13).

    semoga bermanfaat.

    Azha Nabil
    http://www.thohiriyyah.com/2010/09/kh-drs-m-dian-nafi-m-pd-silaturahmi.html

    Azha Nabil

    September 19, 2010 at 4:18 pm

  9. kenapa jaringan sosial sangat laku di indonesia..jawabanya adalah silahturahmi adalah kebutuhn setelah makan..kwakka

    John

    Februari 14, 2012 at 3:23 pm


Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.