Kopassus, Jawara Banten dan Krakatau Steel

Kemarin, saya makan malam di Bakmi Radja Cilegon bersama teman-teman dekat saat asrama dulu. Cilegon berjarak sekitar 100 km dari Jakarta dapat ditempuh kurang dari 1 jam perjalanan berkat tol Jakarta-Merak yang membelah ujung barat utara pulau Jawa ini. Acaranya memang tidak dipersiapkan matang-matang, lebih tepat disebut mendadak karena kebetulan Dinda masih di Malang dan rasanya kali ini saya harus menepati janji silaturahmi di penghujung tahun ini.

Teman yang bisa datang malam itu adalah Kanit Demolisi di Group I Kopassus Serang, Kanit Polisi di Polres Cilegon, Kanit Polisi di Polres Pandeglang dan satu Account Representative dari kantor pajak Pratama di Serang. Jadi lengkap sudah cerita ngalor ngidul tentang kehidupan, tentang Banten di mata saya malam itu.

Suasana diskusi malam itu pun bertambah hangat dengan hidangan laut yang disajikan restoran yang terletak di jalan protokol di kota Cilegon. Restoran ini menampilkan banyak foto Soekarno besar-besar hampir seukuran aslinya. Cilegon diguyur hujan tipis, dan saya percaya banyak hal besar akan terjadi tahun-tahun kedepan.

Disini yang terkuat tentunya adalah group I Kopassus. Dan sudah rahasia umum bahwa group I memegang keamanan untuk hampir semua kawasan Industri di Banten. Mulai dari yang terbesar Krakatau Steel dan ratusan perusahaan pendukungnya, hingga perusahaan wajib pajak yang tidak termasuk daftar LTO Gambir. Rahasia umum sebagaimana Brimob Kelapa Dua di BEJ dan perkantoran SCBD.

Group I sangat kuat, karena di Indonesia konsentrasi besarnya hanya pada group I Serang dan group II Kandang Menjangan di Kartasura. Secara persenjataan dan personel group I dan group II mungkin sama kuat. Tapi kuncinya di Banten jumlah batalyon ataupun satuan lain jauh lebih sedikit dibandingkan di sekitar Kartasura (Jawa Tengah). Akibatnya group I bisa sangat kuat menancapkan taringnya bahkan hingga wilayah Lampung dan Sumatera bagian Selatan.

Setelah Kopassus tentunya adalah Polisi, walaupun porsinya tidak sebanyak Kopassus. Dan yang paling kecil -tepatnya sangat kecil- adalah Jawara Banten. Populasi Jawara Banten sebenarnya sangat terbatas mengingat basis massa terkuatnya hanyalah wilayah kecil di Serang. Dan ‘sialnya’ di Serang ada group I.

Sebagai gambaran, begitu kita keluar pintu Tol Serang Barat maka bangunan pertama yang terlihat persis didepan adalah gerbang Ksatrian Gatot Subroto, group I dengan hamparan 250 hektar, yang dihuni 1200 personel dengan tujuh kompleks lapangan tembak yang punya persediaan amunisi latihan dan tempur hampir tidak terbatas. Disisi lain, Serang sendiri hanyalah bagian kecil dari provinsi Banten, suatu provinsi muda dimana Ratu Atut menjadi Gubernur, bapaknya sendiri yang menjadi ketua Kadin-nya, dan adik iparnya mencalonkan sebagai bupati. Menarik bukan.

Pertemuan tadi malam mungkin hanyalah pertemuan singkat, tapi saya mendapatkan banyak pelajaran berharga. Bukan pelajaran tentang peta politik, pilkada dan situasi keamanan di Banten. Pelajaran yang berharga itu adalah pelajaran tentang pentingnya mendengar, pelajaran tentang pentingnya menjalin silaturahmi dengan siapapun. Salah satunya dengan orang-orang yang sudah lebih dari sepuluh tahun menjadi lebih dari sekedar saudara