Anjar Priandoyo

Catatan Setiap Hari

Terlanjur menjadi lulusan PTS yang tidak berkualitas

with 49 comments

Sudah setahun yang lalu saya lulus dari sebuah PTS Jurusan Teknik Informatika di Jogja. Dalam rentang waktu setahun setelah lulus, saya sudah ‘bekerja’ sekitar 4 bulan di sebuah software house dan menjadi tenaga pengajar di sebuah SMK di kampung halaman juga sekitar 4 bulan.

Salah satu yang membuat saya keluar dari software house adalah karena saya merasa -dan sepertinya benar- bahwa saya tidak punya kualifikasi di bidang tersebut (Microsoft .NET). Mungkin Mas Anjar bisa membayangkan bagaimana kualitas lulusan PTS Yogyakarta. Kalau memang harus menyalahkan, sepertinya sebagian prosentase kegagalan saya adalah kontribusi lembaga yang mencetak saya menjadi sarjana dan beberapa sebab.

Kemudian, saya pun ‘terprovokasi’ oleh sebuah mimpi: “Bukalah satu pintu:ilmu bahasa, maka pintu-pintu yang lain akan terbuka.” I must leave my school in my village. Dengan sangat bersemangat, saya pun menuju ke sebuah kawasan yang dikenal dengan sebutan “kampung bahasa” di Kabupaten Kediri.

Jadi rencana saya adalah:
1. Improving my English in Kediri. Maybe, until “nglotok”
2. Improving my computer knowledge. I plan, i’ll improve Java in Bali Camp – Surabaya
Mohon saran dan masukan Anda. Sebelum dan sesudahnya, saya ucapkan terima kasih.

Ferry via email

Written by Anjar Priandoyo

Januari 28, 2008 pada 10:15 am

Ditulis dalam Career

49 Tanggapan

Subscribe to comments with RSS.

  1. Menurut saya sebenarnya kita semua mempunyai kemampuan yang sama… Kita berasal dari ribuan bahkan jutaan sel sperma yang terpilih sehingga kita menjadi individu seutuhnya. Kita dianugerahkan segenap kemampuan yang mebedakan diantara mahluk Tuhan yang lainnya. Tidakkah manusia berdikir??? Tapi yang lebih parah adalah kalau kita tidak menyadari akan kemampuan diri kita apalagi merasa lebih rendah dari manusia lainnya..

    Salam kenal

    orangkecil

    Januari 28, 2008 at 4:35 pm

  2. Saran saya terusin aja bekerja, untuk belajar bisa otodidak dari google atau youtube. dan untuk belajar tidak perlu jadi master ( nglotok ), yang penting kalo di tanya nyambung punya on demand skill, setelah satu tahun coba cari lompatan di jakarta, setelah itu cari lompatan di luar negri, jangan berhenti bekerja, nanti image kita kurang bagus di mata HRD, toh kayak saya di singapore, mereka gak bedain mana itu lulusan gunadarma atau ITB, kalu skill nya OK, gaji cocok, bisa kerja di sini.

    tehtarik

    Januari 28, 2008 at 6:14 pm

  3. Kesadaran yang dimiliki dan rencana yang telah disusun sebetulnya menunjukkan anda bukan orang yang tidak berkualitas. Tinggal konsistensi dan determinasi untuk mewujudkan rencana tersebut. Saya percaya kalau dunia dimiliki orang yang memiliki mimpi dan berani serta setia mewujudkannya.

    andri PH

    Januari 29, 2008 at 1:02 am

  4. mas saya dari pts gubrak di jakarta,…. tapi sukurlah sekarang lumayan bisa berkiprah utk negeri ini,…. dan gak ada sama sekali yang coba 2 bertanya dan apalagi mencoba utk melecehkan,…… dan saya juga pd aja tuuuh,…. tapi memang prosesnya panjang dan penuh ujian dan bahkan saya rasa tidak adil,…. ,,,……….. hehehehe sekarang jadi sering ngetawain anak 2 ptn tapi culun,…. kok gak kaya saya dulu yaaaa,… mungkin sekarang banyak generasi MTV sama Sinetron kali yah?????

    utk mas dari jogja,…. perbanyak skilll dan pergaulan , bisa bahasa , organisasi,… iptek ( pasti lah ya wong dari ti) dlsb lah pasti bisa , pokoknya prinsip nya bisa lebih banyak dan lebih baik,…. memang berat, tapi itulah yang saya lakukan dulu,……

    ikow

    Januari 29, 2008 at 1:22 am

  5. Saya sering dengar dari kawan di Yogya, memang kota pelajar ini sekarang sudah terjadi “inflasi sarjana” di mana sekolah-sekolah sudah terlalu banyak mencetak sarjana-sarjana, sementara di jogja sendiri tidak ada industri besar yang bisa menampung mereka dan berakibat terjadi oversupply tenaga kerja terdidik S1 bahkan S2. Mungkin Anda salah satu korbannya. Namun jangan sedih, bukan berarti Anda tidak berkualitas, Anda harus terus berupaya untuk maju. Gali terus potensi dan pertajam skill Anda.

    Berkarir di dunia TI tidak buruk, tetapi untuk di negara kita mungkin bukan pilihan yang terbaik. Coba Anda pikirkan alternatif karir di bidang lain.

    Saran komentator di atas benar, jangan sampai Anda tidak bekerja karena akan membuat gap di career history Anda yang akan membuat calon employer Anda ragu. Saran untuk bekerja di luar negeri juga bagus, layak Anda coba.

    yudip

    Januari 29, 2008 at 4:02 am

  6. Sorry ya Fer tapi menurut saya ungkapan “Bukalah satu pintu:ilmu bahasa, maka pintu-pintu yang lain akan terbuka.” tidak sepenuhnya benar. justru satu Pintu itu bukanlah Ilmu bahasa melainkan ilmu Sales, mengapa ?? karena berdasarkan pengalaman saya posisi Sales itu adalah satu posisi yang paling bisa cepat mengangkat karir kita. jika karir sudah terangkat maka value akan semakin besar, cuma masalahnya untuk bisa sukses di dunia Sales butuh waktu dan pengorbanan yang benar2 ekstra di tambah keberanian yang juga ekstra.
    dan tambahan lagi sebagai putra daerah yang punya mimpi untuk sukses, saran saya tdk ada pilihan buat anda selain berangkat ke Jakarta. itu langkah awal yang besar yang harus di ambil.
    saya banyak sekali teman2 yang berasal dari berbagai disiplin ilmu dari berbagai daerah yang bisa sukses di Jakarta dan tidak jarang dari mereka yang juga berasal dari sekolah yang pas-pasan.cuma ya kuncinya tadi butuh waktu dan pengorbanan yang benar2 ekstra di tambah keberanian yang juga ekstra.
    Demikian semoga bisa jadi bahan pemikiran

    Mas Poer

    Januari 29, 2008 at 9:39 am

  7. hei pren…. entah ilmu sales atau ilmu bahasa semuanya ya bisa dikatakan satu pintu. kalo ilmu bahasa itu satu pintu yang membuka kesempatan untuk karir dibidang keilmuan, pendidikan dan yang sejenisnya.
    kalo pintu sales itu mbuka kesempatan bidang perdagangan, penjualan dan sejenisnya
    gitu pren….

    warto

    Januari 30, 2008 at 5:41 am

  8. Belajar bahasa inggris sangat berguna untuk seseorang yang berkecimpung di bidang software/IT. Karena kebanyakan guidelines yg digunakan adalah menggunakan bahasa inggris. Dan juga apabila kita ingin memecahkan masalah terkait IT, kita bisa langsung mencarinya di internet, dimana pemecahannya biasanya didalam bahasa inggris. Apalagi untuk programmer .NET dimana programming language nya dalam bahasa inggris dan MSDN sebagai panduannya juga dibuat dalam bahasa inggris.

    Jadi menurut pendapat saya, niat untuk belajar bahasa inggris adalah langkah yang tepat. Meskipun untuk belajar bahasa inggris tersebut bisa dengan berbagai cara, tidak harus melalui lembaga formal. Otodidak juga bisa kok.

    Mengenai tempat kuliah, lulusnya dimana, IPK nya berapa, itu bukanlah masalah utama di dunia IT. Yang penting skill, dan niat.

    Semoga bermanfaat :)

    FH3

    Januari 30, 2008 at 5:57 am

  9. Itulah kalau melihat pendidikan sebagai tujuan , bukan sebagai alat . sejelek apapun pendidikan dan sistemnya itu tidak berpengaruh pada kita , karena pendidikan sesungguhnya ada pada networking kita yang dibangun lewat baca buku , diskusi dengan teman , menyimak kesalahan orang dan menghindari hal yang sama pada diri kita. tidak jarang lulusan PT ngetop gagal total , malah ada kawan saya bingung sendiri , dan menyesal kenapa dulu kuliah terlalu serius hingga gak punya networking. IP diatas rata rata tapi sekarang hidup dikampung tasik sana karena merasa gagal berkompetisi .
    Ayolahh..putus tali pusar masing masing yang mengisyaratkan suapan makanan kita dialiri dari dimana kita belajar. anda sudah lahir , tak ada yang membantu memberikan nafas apabila anda bisa nafas sendiri , anda harus belajar berjalan , lari lalu berdansa. sekali lagi jangan menjadikan belajar bahasa , belajar IT lanjutan untuk jadi tujuan . Itu tools …sekali lagi tools , boleh dijalankan tapi bukan berarti setelah itu anda sukses. Hidup itu berproses , gagal adalah proses , terlambat itu proses , mana bisa kita tahu yang lebih cepat kalau kita tidak terlambat .
    Bangun ya …PTN..PTS..Harvard …UI…PTS kolang kaling apapun itu cuma tools, kemana kita dan siapa kita tergantung bagaimana kita memulai dan berproses .
    sorry sok tua …habis gemes ngelihat masih ada yang bersandar pada dari mana dia lulus , bukan dari kualitas diri. kalau berpikir begini kita akan selalu menyesali siapa orang tua kita.

    salam

    Di

    Januari 30, 2008 at 7:51 am

  10. Jangan berkecil hati walo bukan lulusan PTN,ato PTS Ternama,yang penting itu tetep berdoa,beribadah dengan iklas bagi yg muslim,dan jangan pernah menyerah…toh juga hidup ini…kita kejer2 ….cari2 …utk apa …?? nanti juga tua..harta yg kita bawa tidak kita bawa ikut k kubur kan ….jadi nikmati aja….dan d jalanin….sukur2 kalo bisa jadi pengusaha….wong Bill gates aja kuliahnya gk lulus wakakaka…..

    cl41

    Januari 30, 2008 at 8:03 am

  11. betulll tapi banyak siiy yaaa yg memang mensyaratkan harus ternama pa lagi di indonesia ini ,…. ah

    ikow

    Januari 30, 2008 at 10:05 am

  12. baru denger…..neh cerita kaya beginian, nyalah2in lulus dr mana. jadi gemes juga…..
    jadi begini karir di dunia IT ga mandang dia berasal dari mana. yang penting skill dan skill dan skill. kalo emang lo ga bisa .net jangan salahin almamater lo. ga ada manfaatnya. berarti lo kurang belajar ato memang ga bakat. mana mau ke kediri segala lagi, belajar ilmu bahasa, sekalian aja ilmu silat.

    sorry
    sekali lagi gemezzz neh…..

    awak juo

    Januari 30, 2008 at 10:14 am

  13. kalo boleh tau, mas lulusan PTS mana??? soalnya aku juga kuliah di salah satu PTS di jogja

    mahasiswa

    Januari 30, 2008 at 1:25 pm

  14. saya di ptn, mas. tapi ptn yang ini menurut saya juga cukup semprul. penuh gejolak di dalamnya. dari luarnya aja bagus.
    tapi ya itu, sih, kembali lagi ke masalah mental individunya. ndak bisa ngandalin bekal dari kampus untuk bisa survive, ya nyarinya harus di luaran :lol:
    yang menolong, ptn kita saya ini masih punya nama besar

    Pacarnya Zaskia Mecca

    Januari 31, 2008 at 3:23 am

  15. btw, kegagalan seorg lulusan , emang paling gampang sih nyalahin almamaternya.. (padahal siapa juga yg milih? n siapa yg kuliah? )

    but cobalah mengaca dulu/retreat pada kemampuan diri..
    jika memang masih kurang, asahlah.. improve skill get the experience,
    bahasa? boleh aja.. but itu cuman “sedikit membantu”
    kecuali anda berkarir di luar negri..

    jika memang mentok, cobalah di bidang lain, mungkin anda emang tidak cocok di IT.

    saya juga lulusan IT dari PTS di Jogjakarta (deket Mal Galeri..),
    temen2, kakak kelas saya rata2 bisa berkarir secara international, banyak sekali yg berkarir di singapore.
    yg lokal pun, dengan pengalaman 3 thn, mereka rata2 dapat gaji sekitar 6jutaan.. di jakarta..(saya pikir sudah lumayan lah buat disini)

    artinya lulusan PTS ga berarti kalah lawan PTN.

    memang paling mudah menyalahkan almamater karena kegagalan sodara.

    but kalo anda tetap terfokus pada hal tersebut, bahwa kenyataannya anda lulusan PTS ABC tidak ternama (yg ga bisa anda ubah) anda tidak akan pernah maju.

    btw, meski gw lulusan IT sekarang gw berkarir di marketing.
    but bukan karena gw ITnya ga punya skill.. cuman “minat” mengarahku ke bidang Marketing ini ..
    so, coba deh liat ada minat apa di bidang lain, IT ga berhasil, bukan berarti di bidang lain ga sukses :)

    jgn biarkan rintangan pikiran membatasi gerak anda,
    terus berkarya man.

    etoh

    Januari 31, 2008 at 3:52 am

  16. kualitas seorang lulusan emang bisa di tentukan oleh kualitas lembaga pendidikannya… tp yang penting adalah bagai mana kita bisa berkualitas di lingkungan yg tidak berkualitas dan hijrah mungkin suatu solusi :)

    dobelden

    Januari 31, 2008 at 4:36 am

  17. saya lulusan PTN di Jateng. Sejak SD sampai Kuliah, nilai pelajaran dan kuliah kalo dibandingkan dengan kakak dan adik saya, nilai saya paling jeblok blok blok! urutan paling bontot lah.
    Setelah kerja hampir 10 tahun, pelajaran terpenting adalah ketekunan, siap untuk dideveloped, dan komitmen.
    Alhamdulillah gaji saya lebih tinggi dibandingkan kakak dan adik saya.
    Satu hal yang diluar perkiraan saya dulu.

    Naylarachman

    Januari 31, 2008 at 8:28 am

  18. Sampe kapan pun juga namanya .NET tidak akan diajarkan di kampus. Pelajaran di kampus yang terpakai di dunia IT tidak sampai 10%. Sisanya anda belajar sendiri secara otodidak.

    Almamater menurut saya tidak penting, terutama di luar negeri. Nggak ada yang peduli anda lulusan UI, ITB atau STMIK Macan Susila, misalnya…Nggak ada yang tau bedanya ..hehe..

    Lain masalah kalau anda lulusan Nanyang, NUS, India Institute of Technology atau Tokyo University. Itu dimana-mana orang juga tau…

    Kalau di Indonesia, sayangnya memang almamater masih dipandang, tapi inipun tidak masalah selama anda bisa mengkompensasikannya dengan skill yang tinggi.

    Adhi

    Januari 31, 2008 at 9:21 am

  19. bersyukur saja dengan apa yg selalu di dapat, jangan selalu melihat keatas, sekali2 tengok ke bawah :)
    tetap semangat!

    kojaque

    Januari 31, 2008 at 10:03 am

  20. coba deh kamu gali kemampuan yang kamu miliki, jangan pernah menyesali apa yang sudah kamu pilih, sebenarnya hidup sebuah pilihan, saran saya tetap jalani dan pedalam lagi, anda sama seperti saya paling gak suka yang nama nya tehnik tapi saya kuliah jurusah tehnik, karena menurut saya kemampuan saya di bidang tehnik memberi tantangan tersendiri tuk melawan ketidak senangan saya, dansaya buktikan itu hasilnya cukup memuaskan kok gak seperti yang saya pikirkan selama ini. tehnik asyk buanget……..!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

    jakramdiwik

    Januari 31, 2008 at 10:22 am

  21. ambil satu sertifikasi yg berhubungan dgn bidang anda. kalau anda punya sertifikasi internasional, setidaknya anda akan dipanggil interview. kl java apa ya ga tau juga. masalah diterima atau ga itu tergantung skill anda, krn itu sertifikasinya jgn nyontek.

    qoccinio

    Februari 1, 2008 at 10:11 am

  22. Ini maksudnya sdr Ferry menyesali sekolah PTS yang tidak mengajarinya Microsoft .NET atau tidak mengajari bahasa Inggris, atau bagaimana? Ya namanya sarjana, memang tidak seharusnya belajar .NET atau Java di sekolah! Program sarjana tidak seharusnya mengajari anda hard skills di teknologi-teknologi semacam .NET itu, namun memberi anda knowledge dan teori-teori akademis di belakang teknologi yang akan anda pakai itu. Kalau anda mengharap sekolah anda mengajari .NET atau Java, berarti sekolah anda itu cuma sekolah kursus belaka, tidak layak memberi anda gelar sarjana.

    Belajar bahasa, kenapa harus ke Kediri? Memangnya ada apa di Kediri, di Jogja saja apa tidak bisa? Kalau melihat ke belakang, apa anda waktu kuliah tidak belajar bahasa Inggris?

    Aneh lagi, sdr Ferry mengklaim tidak bisa .NET, tapi malah mau belajar Java jauh-jauh ke surabaya. Java itu mirip dgn .NET. Bukankah lebih mudah tetap bekerja di tempat lama sambil belajar .NET? Bahasa pemrograman modern apalagi Java tidak perlu waktu belajar lama kok, cukup 1 bulan kalau anda serius.

    livina_owner

    Februari 1, 2008 at 2:58 pm

  23. Java dan .NET masih setali tiga uang sih, alias mirip2. Tinggal mau ikut Microsoft ato ngga aja.

    Emangnya itu yang “improve Java in Bali Camp” maksudnya kerja ato kursus..?
    Kalo dari pengalaman saya, kerja bisa lebih cepat meningkatkan kemampuan dibanding kursus. Karena ada pressure-nya..:-D
    Apalagi kalo udah punya dasar2 pemrograman komputer.

    Saya kira yg lebih penting, apakah memang minat-nya ke arah IT..? Saya banyak teman yg kuliah IT (TI, SI, IlKom, MI, TK, dll…) yg belakangan menyadari bahwa sebenarnya ngga minat ke situ, hanya terpengaruh booming IT 5-6 tahun yg lalu.

    Dan memang benar, anda tidak bisa mengharapkan kualifikasi .NET yg mumpuni dari sebuah program sarjana PTS ato PTN manapun (cmiiw sih…). Bisa menjadi materi tambahan yg baik, tapi fokus pendidikan S1 bukan di situ.

    acooljerk

    Februari 1, 2008 at 6:37 pm

  24. Java in Bali camp itu maksudnya apa yah… nggak ngerti IT sih… tapi intinya kalau sekolahnya sudah di IT ya terusin aja berkarir di situ jangan terus jadi guru bahasa inggris misalnya… di kediri emangnya ada sekolah bahasa apa sih…

    donna

    Februari 2, 2008 at 4:48 am

  25. maksudnya lagi ikutan balicamp training di surabaya ya ?.. kalau itu gw dukung deh.. mudah2an trainingnya bermanfaat, nilainya bagus dan keterima kerja di Sigma..

    dodol

    Februari 2, 2008 at 6:14 am

  26. Mas Ferry…

    Jangan patah semangat dulu, tunjukan bahwa kita masih punya kemampuan. Setahuku selama 7 tahun aku bekerja, paling hanya 10-15% ilmu dari bangku kuliah yang dapat kita aplikasikan…

    Semuanya aku pelajari dengan cara otodidak, dan itu dilakukan dengan proses belajar sambil jalan. Aku juga lulusan PTS apalagi membiayai kuliah sendiri dengan jualan nasi pecel dan gado-gado di warung selepas kegiatan kampus jam 12 siang…

    Terkadang menjelang lulus PTS aku juga ngerasa gundah, gak kebagian tempat di dunia kerja, tapi aku selalu punya 3 kiat yaitu (TEKAD, NIAT dan SEMANGAT), Allhamdulillah sekarang aku bisa memimpin teman-teman SMA seangkatanku yang nota banenya 75% dari PTN…

    Jadi saranku jangan menyerah sebelum berjaung, gak selamanya kita selalu berada dibawah, tapi jangan lupa selalu ikhtiar…

    OK salam…

    Prasetyo

    Februari 4, 2008 at 6:39 am

  27. Jangan patah semangat dan jangan minder. meskipun lulusan dari “PTS tidak berkualitas” (mengutip pertanyaan Ferry) PD aja lagi :) . Kualitas diri kita (kemampuan tehnis, analisis dll) tidak hanya dibentuk di perguruan tinggi kok. Yakinlah bahwa kita bisa bersaing dg temen2 lain yang lulusan PTS/PTN bonafide. Yang penting terus belajar (darimanapun) utk meningkatkan kemampuan/kualifikasi diri kita, misalnya dg ikut kursus sesuai bidang keahliannya.

    Saya juga dulu kuliah di PTS kecil yang tidak terkenal, yaa.. karena saat itu saya mampunya kuliah di PTS tsb -kuliah sambil kerja- saya tetep bersyukur bisa melanjutkan kuliah.

    Alhamdulillah sampai sekarang bisa bekerja dg baik (setidaknya gak malu2in lah kalo ketemu temen yg alumni sekolah terkenal), malah sering “dituduh” sealmamater sama mereka.

    triyani

    Februari 6, 2008 at 11:41 am

  28. Menurut gue ya ini:

    Universitas digunakan untuk gebrakan pertama aja, dan jujur aja ilmu di universitas itu terbatas hanya teori (kalo di gue ya). Universitas dilihat karena emang untuk fresh graduate tidak ada parameter lain yang bisa dilihat selain universitas dan IPK tentunya.

    Saya dulu kuliah di arus kuat, dikelas belajar nya rotor, stator, generator, pembangkit daya. Dari semester 5-8 ketemu saya stator-rotor stator-rotor terus2an. Sampe rada muak sih. Sekarang malah kerja yang sama sekali ga ada hubungannya dengan itu. Jadi yang didapat dikuliah hanyalah cara berpikir aja. Jadi bekerjalah sesuai dengan pikiran kita masing2 aja. Enjoy this life :)

    Peace

    adisubrata

    Februari 6, 2008 at 11:51 am

  29. hmm..salah satu keunggulan lo ngambil kul IT adalah kadang orang ga peduli lo lulusan mana yg penting adalah skill programming lo..saran g lo buat portofolio aja seperti web ato proyek2 kecil untuk toko ato lsm2 dsbnya lah…kayanya itu bagus deh buat freshgraduate…trus menurut g java ma .net sama2 susah deh,tinggal lo mo fokus kmana…mank udah di tes di sigma nya??g minggu ini euy…hmm materi tesnya apaan gt??boleh dapet bocoran ga heuheuheu

    mungkin kakak2 senior disini boleh bantu kasi kisi2 tes di sigma??heuheuehu…makasih…makasih…
    ….peace…

    happy

    Februari 6, 2008 at 7:38 pm

  30. Sebenernya semua orang tuch sama hanya mungkin nasibnya mungkin yg beda2. Lu tuch harusnya bersyukur karena udah punya pengalaman kerja meskipun kata lu, lu tuch nggak begitu menguasai IT dg alasan kampus lu ngak ngasih gudance yg cukup.

    Perlu saya tekankan banyak lulusan PTN ternama yg kualitasnya nggak sebanding dg nama PTNnya, jd kemampuan seseorang bukan berdasar pada darimana ia bersala tapi sejauh mana ia bisa berbuat.

    Antox

    Februari 12, 2008 at 5:28 am

  31. ah.. saya kira PTN dan PTS sekarang sama ajah.. tergantung orangnya.. banyak dari PTN yang masih lontang lantung… meski yang PTS juga ada.. jadi semua terserah orangnya seh

    hmcahyo

    Februari 12, 2008 at 7:23 am

  32. Di sekolah kita itu cuman diberi teori2 dasar saja. Dan saya kira sekolah kita masih banyak tertinggal, tidak mampu mengejar perkembangan IT yang sangat cepat, maklum masalah dana dan SDM.

    Lain kalau sekolah di NTU atau NUS Singapura, hal yang baru2 sudah ada, langsung bisa kita dapat, lulusan siap kerja.

    Carilah orang yang mampu dan mau membimbing Anda. Tentu dengan semangat belajar, kesabaran dan keihlasan adalah modal utama.

    Selamat belajar dan merubah nasih,
    Wassalam.

    Martin

    Februari 13, 2008 at 10:19 am

  33. terlanjur dapet ilmunya dong..;)

    evanrama

    Februari 14, 2008 at 12:09 am

  34. Pertama, terima kasih untuk Mas Anjar. Terima kasih juga untuk semua masukan dan komentar teman-teman semua.

    Sangat saya hargai.

    Ferry

    Maret 2, 2008 at 3:37 am

  35. sori klo telat bgt ikut reply. klik http://www.sac.its.ac.id.
    itu punyanya Institut teknologi 10 november sby. ada bbrapa tips pengembangan diri n bbrapa tips utk job seeker. ada jg lowongan2 kerja. smg berguna……

    marisa

    Maret 25, 2008 at 2:12 am

  36. Dalam pandangan saya, Sebenarnya kasus pembedaan antara lulusan PTN / PTS adalah masalah klasik, yang sebenarnya gak usah terlalu dipikirkan.

    Saya pribadi dari salah satu PTN BHMN Yang ada di Jogja di bidang Computer Science. Saya melihat harusnya tidak ada perbedaan antara kinerja lulusan PTN/PTS, mengapa? karena itu tergantung dari proses belajar kita selama mengenyam pendidikan. Masalah masuk PTN/PTS menurut saya hanyalah seleksi awal untuk masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tidak semua lulusan PTN Berkualitas lebih baik dari lulusan PTS, begitupun juga dengan “PTS Tidak berkualitas” yang bapak sebutkan.

    Mengenai masalah kemampuan dalam bidang pemrograman, apapun bahasa pemrogramannya baik Java, .Net atau apapunlah itu, menurut pengalaman saya selama ini, tidak berpengaruh dimana orang tersebut kuliah. Karena selama saya mengenyam pendidikan di kampus saya, Dosen tidak pernah memaksakan untuk memakai bahasa pemrograman tertentu. Banyak mahasiswa yang lebih memilih untuk belajar secara otodidak, karena mereka tahu, kalau hanya mengandalkan kampus tidak akan pernah tercukupi. Sekali lagi, ini adalah kesadaran dari masing-masing individu, baik “Individu PTS” ataupun “Individu PTN”.

    Yah istilah gw : “Hari gene masih sok-sok an karena jadi mahasiswa PTN”, “Yakin lo lebih punya keahlian?”.

    Saya juga menyesalkan sih sikap beberapa perusahaan yang “katanya” memisahkan proposal lamaran pekerjaan lulusan PTN dengan PTS. Apa coba maksudnya?

    Kadang2 gw aneh, kenapa pendidikan tinggi Indonesia beda banget ama amerika. Disini kampus2 negeri di agung-agungkan, sementara disana malah justru kampus swastalah yang di agung-agungkan. Hmmm, ada apa dengan pendidikan kita ini?

    tiftazani

    Maret 25, 2008 at 3:37 am

  37. Woi Tifta…Ngapain ngisi Comment disini….???
    Ya..tifta adalah temen SMA gw 28 jkt…Dia Sekarang di Ilkom UGM akt 2006 kalo gw D3 UI 2006….kalo ada yg salah kata2nya mohon dimaafkan. Emang gitu anaknnya..

    Dia skg lagi suka programing .Net , kalo gw Hacker skg(newbie).

    Kalo mau duit tanpa kerja sih gw saranin Belajar carding dah….

    cahyo

    Mei 28, 2008 at 6:44 am

  38. @cahyo : duh yo, inikan blognya kakak angkatan gw. Hehe apa kabar lw? Du ileh, lagi belajar hacker nih ye, tapi inget lo jangan kelamaan jadi lamer, gak berkembang lo nanti.

    kata2 lo “Kalo mau duit tanpa kerja sih gw saranin Belajar carding dah”, salah kale, yang bener “Kalo mau duit tanpa kerja sih gw saranin nyolong aja, hehe, sangat tidak disarankan”. Wah carding, gak ah, ngerugiin orang, gw aja hampir berurusan ama interpol gara2 pake carding pas beli barang di amazon.com

    tiftazani

    Juni 15, 2008 at 8:09 am

  39. Jangan pernah carding deh, inget dosa.

    Adhiguna

    Juni 15, 2008 at 8:23 am

  40. wah PTS/PTN apaan tuh? he..he..habis aku bukan orang kuliahan,tapi ya aku percaya sukses hidup bukan karena selembar kertas( Ijazah ) dari PTS/PTN.
    yang penting bagaimana kita bisa improv diri kita,memang butuh waktu dan keberanian,dan juga butuh talenta untuk bisa mencapai karir puncak untuk orang yang hanya lulusan bukan sarjana spt aku.Apalagi dengan culture dan budaya seperti Negara kita tercinta ini,Yang mana masih banyak pemikiran dari para intelektual yang masih klotokan (Feodal),jadi kita harus bisa buktikan bahwa kita bisa dan mampu seperti apayang mereka inginkan.
    Dengan perjuangan dan keberania extra keras beberapa perusahaan swasta asing terkenal penah aku masuki dan bekerja disana dgn posisi yang lumayan, bahkan aku pernah kerja diperusahaan minyak terbesar didunia.sekarang aku kerja di perusahaan multi nasional status tbk dgn posisi manager, dan staf2 ku hampir semua lulusan PTN ternama.
    makanya aku pengin nerusin kuliah yang dulu terputus.
    jadi jangan pesimis dengan hanya lulusan PTS,Bersykurlah setidaknya anda bisa mengenyam dunia perkuliahan,masih banyak yang boro2 kuliah,untuk makan aja susah.
    sekarang tinggal bgmn anda akan menentukan langkah anda ke depan.banyak hal yang bisa anda lakukan untuk masa depan anda.Ingat selalu BERDO’A minta kemudahan dan Ridlo dari Tuhan,Karena dengan RidloNya semua langkah anda akan lancar dan mudah.yakinlah itu walau anda hanya lulusan PTS yang tidak berkualitas ( menurut anda ).
    Memang di wonogiri banyak bule?bukanya yang terkenal dari sana jamu gendongnya sama mbok jamunya yang seksi-seksi,

    enk's

    Juni 15, 2008 at 10:25 am

  41. PELUANG KARIR
    Syarat: …lulusan overseas/PTN/PTS ternama…bla…bla…bla…
    HRD-nya lagi malas aja, biar yang ngirim app ga banyak jd ga repot.

    @Ferry:
    Buat bangkitkan PD Anda, intiplah loker di oil industry, owners ato services MNC, (contoh hangat: Exxon) ga ada bilang wajib UGM, ITB, UI, ITS, bla…bla…bla… ato Harvard. Paling syarat IPK>3 – karena biar sedikit, IPK bisa jadi acuan ni alumni belajarnya malas ato rajin. Batasan umur juga ga ada kali… Cukup adilkah?

    @Mas Anjar: (yg mnrt Saya kurang sejalur kalo oil is the best)
    Sori kalo kasih cth bid oil krn Saya yakin bid ini msh mjd primadona @least today… Cuman sekedar cth.

    @yg msh ngejar titel sarjana:
    Kul yg bener, belajar yg rajin, aktifitas dipadatkan (bisa musik/olahraga/organisasi), krn efeknya ntar kalo dah lulus – tp yg penting seimbang bagi waktu.

    Dr lulusan PTS di YK yg lg nunggu hasil intrvw CPI oil, med check OMS mining, BUMN oil, n petrokimia lokal di cilegon

    pinkong

    Juni 24, 2008 at 10:32 am

  42. @Mas Anjar : Dulu saya lupa mencantumkan supaya jangan dipublikasikan dulu, tapi…. ya, mboten nopo2, hehe…. :) :(

    @Allllll: You’ll look at me becoming …. (Ferry changing the world). Insya Allah.

    Ferry

    Juli 25, 2008 at 12:00 am

  43. Look! Look! Look at me!

    Ferry

    Juli 25, 2008 at 12:02 am

  44. I wanna make them proud

    Ferry

    Juli 25, 2008 at 12:07 am

  45. I wanna make Indonesia proud

    Ferry

    Juli 25, 2008 at 12:07 am

  46. I’ll proudly speak: ‘Alhamdulillah: Segala puji bagi Allah. # Aku hanya makhluq kecil. Engkaulah yang besar#’

    Ferry

    Juli 25, 2008 at 12:10 am

  47. I am ‘a’ winner. :8

    Ferry

    Juli 25, 2008 at 12:13 am

  48. fer fer, saya eneg liat curhatan kamu. kok almamater sih yang di salahin. saya lulusan pts ruko tapi saya tidak pernah nyalaihin almamater, saya tau diri, introspeksi diri sendiri kenapa hanya sanggup kul di pts ruko bukan kul di ptn/pts yang bonafid, qualified, etc. Dari segi otak, kemampuan dan finansial saya memang tdk sanggup kul di ptn/pts yang bonafid, qualified, etc.

    jadi sedih kalo ingat2 masa lalu, untuk pembayaran awal masuk kul di pts ruko, mama saya ngutang dulu ma rentenir, kebayang ngga ?
    saya kul sambil kerja, operator warnet 3 tahun di kota M, trus move ke kota B buat lanjut s1, tetap ajah sanggupnya hanya di pts ruko :D. Nah pas move ke kota B ini mama juga ngutang ke bank daerah gadaikan SK :)

    Mungkin emang udah nasib, lambat laun di kota B semuanya berdubah, bukan sombong tapi cuman ngasi semangat ke ferry dan ferry2 yang lain.
    saya sanggup biaya sendiri, punya usaha sendiri, beli rumah, tanah, mobil dan motor sampai2 sanggup nguliahin adiks di kota B dan J.

    Smua nya itu karna dari awal saya sadar diri, introspeksi diri, mahasiswa pts ruko harus punya skill, kemampuan lebih agar bisa bersaing dgn lulusan ptn/pts yang bonafide

    jaahh kok jadi curhat sih :D, cerita ini benar lo bukan rekayasa. hehehe.
    saat ini rencana udah matang mau ambil pasca sarjana di ptn kota J

    salim-slumdogmillionare

    April 18, 2009 at 4:13 am

  49. tapi faktanya banyak lullusan PTN yg skillnya mantap
    karena dosennya skillnya ok jga ,,, sdngkan PTS agak kurg gtu(sorry) cz fasilitas PTN yg mereka punya jg ok2,,
    sementara kita g bisa pungkiri kalo kita lulusan PTS yg g punya duit harus extra bwt melengkapi segalanya..
    jdinya g maksimal kan!!!!!!!!!!
    gmn nih klo kasus yg itu????!!!!

    casper

    November 15, 2010 at 12:03 pm


Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.