Anjar Priandoyo

Catatan Setiap Hari

Lima kesalahan terbesar dalam hidup

leave a comment »

Lima kesalahan terbesar dalam hidup. Entah apakah tepat disebut kesalahan (mistake) atau kegagalan (failure), karena bisa jadi ada kesalahan yang menyebabkan kegagalan. Bisa jadi baik kesalahan, kegagalan, termasuk kecurangan atau pengkhianatan ini tidak ada clear definitionnya, seperti contoh “betrayal is more effectively understood through literature”

i) Gagal mengurus VISA turis ke UK sekitar tahun 2014. Meremehkan pengurusan administrasi VISA, karena ini baru pertama kali. Alasannya sangat remeh, jumlah uang di rekening yang terbatas menyebabkan gagal. Petugas VISA sampai terkejut karena dianggap tidak memiliki keuangan yang cukup. Diulang dengan sangat baik pada periode berikutnya, uang sudah terkumpul, tapi ternyata ada kesalahan minor lagi yang dilakukan, bahwa perpanjang VISA lebih baik dilakukan di Indonesia daripada di Inggris, dan lebih baik dilakukan sesegera mungkin daripada memanfaatkan loophole dependence VISA.

ii) Gagal seleksi beasiswa pada tahap interview sekitar tahun 2012, dugaannya adalah karena pada saat itu sudah memiliki pekerjaan di perusahaan asing dengan gaji tinggi, interviewer sampai terkejut melihat mengapa saya masih tertarik untuk mengambil beasiswa.

iii) Gagal lulus ujian MCP sekitar tahun 2005. Ujian Microsoft Certified Foundation, yang waktu itu menganggap sangat remeh, mengunderestimate, karena ini adalah pekerjaan sehari-hari. Baru tersadar di menit-menit pertama menghadapi ujian, bahwa soalnya sama persis dengan soal yang ada di berbagai website. Mengulangnya pada ujian yang berbeda -CISA, dan menemukan bahwa soal CISA itu malah sebaliknya, tidak ada yang sama persis dengan soal sebelumnya.

iv) Gagal mendapatkan pekerjaan yang tepat pada tahun 2004. Langkah pertama gagal karena status karyawan yang baru diketahui pada tahap akhir, tapi ini juga agak sulit jika disebut kegagalan, karena bisa jadi ini merupakan bagian dari cost of learning, yang terlihat mahal, tapi in the long term bermanfaat, seperti membeli amplifier yang murah tapi ternyata kualitasnya tidak bagus.

v) Gagal mengendalikan emosi sekitar tahun 2021. Ini sebenarnya agak random, tapi ini terjadi di tahun 2021 ketika saya terpicu emosi karena seorang teman yang saya rasa senasib mengeluh karena ia di bully oleh teman yang lain. Ini kejadian yang mirip seperti waktu saya KKN terdahulu. Juga terpancing emosi oleh seorang teman yang dibully -apparently this is my trigger (brooklyn nine nine reference). Kemudian berujung truth or dare. This is very stupid mistake.

357 kata, bintaro sore hari

Written by Anjar Priandoyo

Mei 12, 2024 at 4:15 pm

Ditulis dalam Life

Punctuality and flexibility

leave a comment »

To some degree, it is spontaneous, like jumping to run at 05:00, jumping to watch movie at 07:00, but things might seems unpredictable, but actually it well calculated properly. It seems random but it is not at the same time. Schrodinger’s cat.

Written by Anjar Priandoyo

Mei 12, 2024 at 7:25 am

Ditulis dalam Life

Tagged with

Melakukan hal kecil

leave a comment »

Bagaimana cara menjadi yang terbaik adalah dengan 1) melakukan suatu hal secara terus menerus, secara konsisten. Seperti Karl Lagerfield yang disiplin meminum 7 Diet Coke dalam sehari, disiplin untuk tidur 7 jam dalam sehari. Itu saja sebenarnya, terus menerus dilakukan, sama setiap hari. Bangun jam 04:00, minum kopi supaya bisa buang air besar, dilanjutkan menulis apa yang ada dikepala, lari, beberes rumah dan kemudian siap beraktivitas di hari apapun di suasana libur apapun.

Manajer yang handal itu kerjanya sangat efisien, karena sudah terbiasa melakukan hal yang sama secara terus menerus. Yang dia handle? perubahan. Yang dia hadapi? orang-orang pintar, orang-orang senior, demanding, manipulatif sebagai makanan sehari-hari. Maka kerjanya menjadi sangat efisien, karena setiap hari itu yang dilakukannya.

Kedua 2) menghindari distraksi, kalau sudah diniatkan menulis maka harus menulis selama periode waktu tersebut. Jika ada distrasi, maka harus segera bisa kembali secepatnya. Kebiasaan distraksi ini meskipun sederhana, dampaknya besar. Terdistraksi buang air, terdistraksi kelupaan ada hal kecil yang dilakukan -seperti merapihkan selimut dan seterusnya.

Ketiga 3) mengidentifikasi stress, aware terhadap ketakutan, kecemasan, hal-hal ghoib (stress) yang belum terjadi. Semisal setelah long weekend 4 hari, hari minggu akan menjadi hari yang paling menakutkan dan menegangkan -ini tidak bisa dirumah. Sama seperti dahulu melakukan TAP meeting, pasti takut sekali menghadapi TAP ini, berharap, berdoa tidak melakukan kesalahan. Harga yang harus dibayar untuk setiap kesalahn pada TAP meeting itu terlalu besar.

Terakhir jika konsisten bisa dijalankan, jika fokus tanpa distraksi bisa dikerjakan, jika aware bahwa hasil tidak selalu sejalan dengan rencana, maka selalu berinovasi, selalu menyiapkan alternatif, selau mencoba hal yang baru dalam rangka perubahan -sementara tetap konsisten adalah penutup dari tiga hal diatas. Sama seperti tulisan sebelumnya mengenai bagaimana menjadi orang tua yang baik i) berusaha ii) beri contoh iii) berdoa. Mengelola pekerjaan juga sama i) disiplin ii) fokus iii) agile. Berusaha dan berdoa.

301 kata selepas subuh

Written by Anjar Priandoyo

Mei 12, 2024 at 5:01 am

Ditulis dalam Life

Menjadi orang tua yang baik

leave a comment »

1.Berusaha melakukan yang terbaik demi anak. Bapak saya mulanya kerja normal, kemudian masuk fase sering lembur, kemudian masuk fase kerja shift (24/7). Menurut saya pilihan bapak tidak banyak. Saya disisi lain punya banyak pilihan. Misalnya, saya bisa berpura-pura kerja shift seperti bapak, tidak memperhatikan anak. Buat saya berada dirumah, stand by setiap saat adalah gambaran menjadi orang tua yang baik.

2.Memberi contoh. Dahulu bapak menyapu halaman depan rumah. Sekarang rasanya tidak ada orang yang menyapu halaman rumah, kemudian membakar sampah. Sekarang di daerah orang sempat pergi ke masjid.

3.Berdoa. Doa Sapu Jagat, Doa Menuntut Ilmu. Empat posisi anak dalam Al-Qur’an: Penyejuk, Perhiasan, Ujian, hingga Musuh. Sepuluh doa Islami untuk anak agar selalu selamat, sehat, dan sholeh

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina ‘adzabannar.”
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia serta di akhirat dan selamatkanlah kami dari siksa api neraka.” (Al Baqarah 201)

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Allahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’an wa rizqan thayyiban wa ‘amalan mutaqabbalan
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal, dan amal yang diterima.”

Ayat tentang Maulid Nabi Muhammad

Surah Yunus Ayat 58

قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ ٥٨

“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu, hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.” (QS Yunus: 58)

Surah Al-Anbiya Ayat 112

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ ١٠٧

“Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.” (QS Al-Anbiya:112)

Surah Al Hajj Ayat 32

ذٰلِكَ وَمَنْ يُّعَظِّمْ شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ فَاِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوْبِ ٣٢

“Demikianlah (perintah Allah). Siapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah sesungguhnya hal itu termasuk dalam ketakwaan hati.” (QS Al Hajj: 32)

Surah Ali Imran Ayat 164

لَقَدْ مَنَّ اللّٰهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ بَعَثَ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَۚ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ ١٦٤

“Sungguh, Allah benar-benar telah memberi karunia kepada orang-orang mukmin ketika (Dia) mengutus di tengah-tengah mereka seorang Rasul (Muhammad) dari kalangan mereka sendiri yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab Suci (Al-Qur’an) dan hikmah. Sesungguhnya mereka sebelum itu benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS Ali Imran: 164)

Al Ahzab 21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab: 21)

Written by Anjar Priandoyo

Mei 11, 2024 at 5:40 pm

Ditulis dalam Life

Tagged with

Hujan di rumah

leave a comment »

Hujan di rumah adalah the best feeling ever

Written by Anjar Priandoyo

Mei 11, 2024 at 3:34 pm

Ditulis dalam Life

Mahal

leave a comment »

Mungkin saya yang bertambah tua atau harga harga menjadi semakin mahal.

Written by Anjar Priandoyo

Mei 11, 2024 at 2:49 pm

Ditulis dalam Business

Tagged with ,

Pentingnya menulis

leave a comment »

Menulis dan mencatat adalah dua hal yang berbeda meski itu berhubungan. Mencatat itu bisa di spreadsheet, bisa di calendar, bisa di kamera foto, bisa dengan membeli kendaraan, membeli rumah, mendapatkan gelar. Mencatat yang paling murah ya dalam bentuk tulisan. Saya sekarang mulai merasakan betapa pentingnya menulis dalam kehidupan saya, karena dengan terbiasa menulis, maka saya terbiasa mencatat, dengan terbiasa mencatat maka saya terbiasa untuk menulis, terbiasa untuk punya analisa yang lebih baik, terbiasa untuk membuat keputusan dengan hati-hati.

Kopi contohnya, setelah saya lihat lagi, tulisan saya mengenai kopi relatif banyak. Ada proses evolusi yang panjang, mulai dari kebiasaan minum kopi goodday disaat kuliah, dilanjutkan minum milo dan cappucino di mesin kopi kantor, hingga evolusi menjadi kopi hitam (2021), kopi instan (2022), dan beberapa percobaan yang entah berhasil atau tidak dengan es kopi dan kopi malam hari.

Cerita yang sama dengan lari. Jumlahnya per hari ini sudah ada 94 catatan, kopi sendiri sudah ada 74 catatan. Sama-sama melewati evolusi yang panjang. Catatan-catatan ini mulanya hanya mencatat apa yang ingin saya lakukan. Kalau dulu periode 2004-2014 mungkin lebih banyak tentang rumah dan pekerjaan. Periode 2014-2024 lebih banyak tentang hidup sehat (lari, makan, minum, tidur), tentang hidup sakit (obat, stress, musibah), tentang hidup bahagia (film, jalan-jalan). Belakangan, sepertinya topik-topik menjelang pensiun (pensiun, pengeluaran, tabungan, agama) mulai menjadi topik yang sering mengisi catatan saya. Lengkap sepertinya catatan tentang kehidupan yang saya buat.

Namun punya catatan lengkap saja sepertinya tidak cukup jika tidak diimbangi dengan analisa. Analisa ini memperkaya saja apa yang saya catat. Sebagai contoh, saya mencatat bahwa ternyata selama 11 tahun terakhir saya bisa lari mendekati 900 miles per tahunnya. Ada dua siklus penurunan di tahun 2015 dan tahun 2020 yang sepertinya bisa menggambarkan bahwa konsistensi itu tidak mudah untuk dilakukan.

Maka sekarang, setiap ada kesempatan waktu untuk menulis, saya berusaha menyempatkan untuk menulis. Tentunya ini tidak mudah, karena perkiraan saya tulisan yang baik dalam kisaran 400-an kata atau atau satu halaman A4, itu hanya bisa dibuat dalam waktu sekitar 20 menit, dan dibeberapa kesempatan bisa membutuhkan waktu lebih.

336 kata didepan lottemart sekitar 30 menit

Written by Anjar Priandoyo

Mei 11, 2024 at 2:40 pm

Ditulis dalam Life

Scam artist

leave a comment »

I have been going to two good schools. First is boarding school, where I learn the competition in a hard way. I somehow don’t have a big ambition at that time and later become very ambitious after that. Second is english school, where I supposed to learn innovation in the world level, but then I start to realized that it cost me a lot. This is the same as the first school, it also cost me a lot.

Realization is always comes late, or in more positive tones, it takes years and years to understand the impact of it. As some effect might be recognized the years after. For example the running habit, the healthy eating habit, it takes years. When we go to school, we expect acceleration, yes but its always a training degree. The real life practicability is not yet used. But somehow it can be used after, but not for now.

The lesson from three years in boarding school, usefull for the next 14 years. The lesson from five years in english school, useful for the next 14 years at the minimum, and now I just started the first five years. The lesson might be useful for the first phases and will be changed dramatically after in the second or third phase.

There is a connection between boarding school and college years, as it is a struggle between idealism (religiousity) and pragmatism (materiality) and in the second year of college it has been announced that pragmatism is winning. But still there is uncertainty of it, as the environment is still the same. Changes is happen in working years. As it losing its root, a chain, this is where people expected to run. This is where situation gets more complicated.

For me this is story of leadership, of idealism. A man expected to lead its people. It trained to become a leader. It trained to calculate the uncertainty, the risk, to prepare it, to struggle. The cost of progress. Nobody can do the mentoring, unless himself. Nobody can give 2 hours magic to the people so they all can be rich. The modern organization, need a modern approach, need a modern system.

Written by Anjar Priandoyo

Mei 11, 2024 at 5:08 am

Ditulis dalam Business

Mencari Islam

leave a comment »

Kenapa ibu itu miskin? adalah salah satu contoh pertanyaan sosiologis yang tidak mudah mencari jawabannya. Tergantung dari sudut pandang mana, dibandingkan dengan siapa, pada tingkat skala apa. Ini pertanyaan kompleks dan bisa jadi tendensius, tergantung dari konteks dan mau dibawa kemana pertanyaan tersebut. Ini juga sama seperti “menurut kamu islam itu apa”. Ini pertanyaan yang sama kompleksnya, tergantung konteks, tergantung dengan siapa berbicara.

Namun, saya melihat bahwa Islam itu sama seperti bermain musik, sama seperti bermain gitar. Perlu dilatih secara terus menerus, perlu ditemukan gaya dan karakternya, dan tidak bisa dipandang sebelah mata. Sama seperti musik yang kompleks, beragama -seperti Islam juga sangat kompleks. Disatu sisi berfungsi sebagai fondasi berpikir, disisi lain berfungsi sebagai perekat sosial.

Ini mengingatkan saya pada suatu periode sama merasa kecewa, merasa gagal. Usaha saya hampir lima tahun rasanya menjadi sia-sia. Belum lagi ditambah ketakutan bahwa setelahnya saya akan menjalani kehidupan yang berat. Ini periode ketika saya baru selesai viva PhD. Pertolongan pertamanya ya Islam. Pulang ke Bintaro, tempat yang pertamakali dikunjungi, awal-awal dikunjungi adalah masjid. Islam ini terlalu powerful untuk disimplifikasi sekedar pergi ke pengajian atau mengikuti sholat berjamaah.

Islam menurut saya multi fungsi. Ia bisa berfungsi sebagai perekat sistem sosial. Bagaimana menemui orang tua setahun sekali adalah perintah agama untuk memuliakan orangtua. Dimana dalam satu tahun sekali, biaya terbesar adalah biaya pulang kampung, biaya beragama. Seumur hidup orang, biaya terbesar adalah biaya naik haji, biaya beragama. Menikah separuh agama. Surga dibawah telapak kaki ibu -termasuk berbakti kepada orang tua. Agama -terutama Islam mengajarkan pentingnya menuntut ilmu. Mengajarkan pentingnya hidup sehat -melalui puasa.

Namun ber-Islam, sebagaimana aktivitas hidup lainnya, sebagaimana sebuah pandangan hidup -e.g dibandingkan modernisasi misalnya, tidak lah murah. Ber-Islam itu sangat mahal. Untuk rutin sholat subuh berjamaah, meski itu di masjid seberang rumah tidaklah murah. Sebagaimana bermusik yang mahal, biaya yang tidak murah itu pada akhirnya untuk menentukan, untuk menemukan gaya dan karakter Islam yang paling pas. Makanya dibutuhkan waktu lama dan usaha panjang yang tidak mudah, sampai akhirnya gaya itu ditemukan.

Sebagai contoh, menemukan pola lari yang tepat, sama seperti menemukan pola puasa yang tepat. Menemukan pola sholat magrib yang tepat juga sama sulitnya seperti menemukan pola gaya bermain musik yang tepat. Saya tidak membayangkan bagaimana jadinya jika tidak ada Islam di Cirebon -bagaimana dampaknya dengan bapak saya misalnya. Berislam itu tidak muda, perlu latihan, perlu eksplorasi dan jangan pernah memandang sebelah mata pada orang yang berusaha mencari.

396 kata di Yamaha Bintaro saat adzan ashar berkumandang

Written by Anjar Priandoyo

Mei 10, 2024 at 3:19 pm

Ditulis dalam Life

Tagged with , ,

Menjalani hidup dengan baik

leave a comment »

Saya tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya kalau saya menyerah. Karena untuk menyerah itu mudah sekali dilakukan, saya punya berbagai alasan untuk menyerah. Pertama untuk membahagiakan seseorang -karena memang diminta, sebagai contoh membahagiakan ibu yang minta saya masuk PNS. Kedua untuk membahagiakan diri sendiri, -karena saya tidak perlu lagi mendengarkan nasihat orang lain, saya menyerah dengan kehidupan dan memilih hanya mendengarkan saya sendiri. Tapi pengalaman menunjukkan bahwa saya tidak pernah menyerah -atau dalam bahasa yang lebih humble dan realistis, saya tidak mudah untuk menyerah. Ketiga menyerah terhadap sistem -bahwa syarat masuk adalah tinggi 165 cm misalnya, bahwa syarat bekerja adalah lulusan luar negeri.

Kenapa ini penting untuk saya catat. Karena begitu menyerah, maka segala hal opportunity itu akan hilang. Saya tidak bisa membayangkan kalau kala itu saya memilih long distance. Maka saya tidak tahu bagaimana perkembangan anak. Saya tidak bisa membayangkan kalau saya memilih bekerja -bukan sekolah. Tapi pengalaman menunjukkan, against all the odds, saya putuskan untuk tidak menyerah. Terlihat aneh memang -dari usia, dari saran seorang sahabat yang juga sangat ahli dalam bidang tersebut yang menyatakan untuk tidak perlu. Tapi kemudian saya memutuskan tidak menyerah.

Buat saya, ini cerita tentang tukang roti yang selalu saya lihat didepan kompleks. Tukang roti yang berjualan dengan sepeda, selalu mangkal secara spesifik di lokasi tertentu pada jam tertentu. Tukang roti yang menurut saya berpengalaman sekali. Dia tidak mengidentifikasi dirinya dari pelanggan tertentu. Mungkin menurut dia pelanggan itu tidak loyal. Untuk bertahan, maka yang ia bangun bukan banyaknya pelanggan, tapi yang ia bangun adalah asosiasi dari pelanggan terhadap dirinya -bahwa tukang roti Tan Ek Tjoan itu selalu mangkal jam 06:00-07:00 di depan kompleks.

Jaman memang seringkali membuat kita bertanya-tanya, apakah ini hal yang benar atau tidak. Mangkal analoginya, namanya tukang ojek itu berhari-hari, bertahun-tahun, sama seperti tukang becak itu mangkal. Penjual gado-gado itu mangkal. Pelanggan datang. Sekarang, saat ini dengan adanya sepeda motor, penjual yang datang. Dengan adanya smartphone, penjual yang datang (setelah mangkal diruang digital). Menurut saya, apapun interpretasi kita terhadap kondisi kita saat ini. Sebagai contoh A bisa berasumsi bisnisnya adalah Roti pangkalan, dan B berasumsi bisnisnya adalah Roti keliling. Bisa jadi asumsinya adalah salah. Secara berkala, baik A dan B, harus mencoba pendekatan baru. Refleksi dari apa yang dilakukannya saat ini menjadi tidak penting dibandingkan aksi yang dilakukannya.

Memilih bertahan, konsisten melakukan lari itu sama pentingnya dengan memilih berinovasi, mencari alternatif waktu, berganti-ganti untuk bisa berolahraga, tetap sehat. Teringat saya mencoba untuk tidak minum setelah lari, termasuk mencoba untuk tetap jalan 1 jam pada saat bulan puasa. Sesuatu yang dilakukan secara konsisten, terus menerus pada akhirnya akan menemukan jalannya, pada akhirnya akan menemukan caranya. Satu lagi, resep yang membungkus semua konsistensi, semua inovasi adalah keyakinan bahwa ini semua untuk greater goods, kebaikan.

450 kata

Written by Anjar Priandoyo

Mei 10, 2024 at 5:43 am

Ditulis dalam Life

Tagged with