Anjar Priandoyo

Catatan Setiap Hari

Susahnya menjual konsep (IT Governance)

with 5 comments

Tugas konsultan adalah memberikan masukan kepada clientnya terkait dengan permasalahan, inovasi atau strategi tertentu. Namun dibalik semua itu, tugas konsultan yang paling penting sebenarnya adalah menjual solusinya, menjual kemampuan konsultasinya. Dan ini adalah bagian yang paling sulit dibandingkan implementasi project itu sendiri.

Sama seperti seorang pemimpin menjual kemampuan memimpinnya, walaupun pemimpin tersebut memiliki kualifikasi dan jam terbang tinggi, belum tentu ada customer yang tertarik dengan jasa yang diberikan. Lha wong yang dijual adalah kebijaksanaan, wisdom, konsep yang sebenarnya sulit untuk divaluasi. Beda dibandingkan konsultan pengeboran minyak. Obyeknya jelas, targetnya juga jelas, jadi mau dibagaimanakan juga gampang.

Lalu bagaimana dengan IT Governance, Cobit, IT strategi dan topik-topik yang sering diambil mahasiswa S2. Keahlian ini juga sulit dijual dipasaran. Dengan begitu banyaknya SDM yang mengerti mengenai IT Governance ini seharusnya lebih banyak lagi project yang bisa dipekerjakan, tapi prakteknya sulit. Sama seperti booming web consultant, susah sekali menjual kemampuan kita, atau sekedar menyakinkan customer kita bahwa dengan memanfaatkan jasa konsultasi trafik web kita bisa meningkat sekian persen. Susah!

Secara teori, kondisi sulit menjual ini bisa diatasi dengan:
1. (Suruh) konsultan agar lompat ke end user company
Jelas, secara logika customer akan sulit menerima suatu project abstrak seharga $100.000 – $300.000 selama 3 bulan misalnya. Deliverables kadang juga tidak jelas, belum lagi ROI dsb dkk report khas konsultan setebal ratusan halaman. Bandingkan bila perusahaan tersebut mempekerjakan sang konsultan sebagai senior manager dengan rate $3000 per bulannya.

Bila sang konsultan tersebut bisa membuktikan kemampuannya untuk mengimplementasikan segala ‘konsep tidak jelas’ tersebut selama paling tidak 1 tahun, maka seharusnya perusahaan akan mendapatkan keuntungan project sebesar $300.000 hanya dengan harga $30.000 atau hanya 10%-nya.

Bila project tersebut berhasil, maka kedua belah pihak diuntungkan, konsultan tersebut bisa cabut, dan kembali menjual ‘konsep tidak jelas’ tersebut yang malah sudah terbukti. Namun bila gagal, perusahaan tidak rugi-rugi amat dan konsultan tersebut masih dimungkinkan untuk pindah ke departemen lain.

2. Bikin project yang maksa tapi profit.
Mari kita lihat lebih dalam apa yang dimaksud proyek konsultansi ini, proyek konsultasi sebenarnya ada 2 macam:
-Cost oriented project, proyek yang tujuannya menghabis-habiskan uang. Misalnya Balance Score Card implementation, Working/Life balance implementation. Proyek jenis ini sulit diukur deliverablesnya.
-Profit oriented project, proyek ini tujuannya agak kinerja perusahaan akan lebih baik lagi. Proyek ini pun dibagi dua,
Direct: Keuntungan langsung terukur jelas, Strategy sistem inventory
Indirect: Keuntungan tidak langsung terukur, Marketing project, Tata ruang kerja yang ideal

Cara pertama bisa dilakukan oleh sang konsultan, namun apa yang harus dilakukan firma konsultan tersebut agar bisa mendapatkan client baru? Biasanya customer akan tertarik dengan suatu konsep apabila konsep tersebut memang sudah terbukti berhasil dipasaran. Namun bila konsep tersebut belum terbukti secara maksimal apalagi masih sulit dibayang-bayangkan maka akan sulit berkembang.

Teorinya firma konsultasi ini harus bisa memainkan project cost dan profit secara seimbang. IT Governance / Cobit biasanya adalah project cost oriented. Perusahaan yang tertarik biasanya adalah perusahaan yang anggaran IT-nya sudah berlebih. Bila keadaan jenuh maka sisi profit harus dikembangkan. Misalnya dengan menjadi implementor ERP. Memang tidak nyambung tapi firma tersebut masih bisa menjual nama IT governance saat project berlangsung.

Intinya, Palugada: Apa lu minta gua ada :D

Written by Anjar Priandoyo

Februari 17, 2007 pada 8:06 am

Ditulis dalam Science

5 Tanggapan

Subscribe to comments with RSS.

  1. Topik yg di pilih sangat luas, Mas. Saya awalnya rada bingung dg tujuan penulisannya. In a nutshell, jk bicara ttg IT governance kita perlu membahas area ITIL/BS15000, SDLC, etc.
    Konsep IT governance menjadi sangat populer (terutama di negara maju) terutama disebabkan model bisnis mereka yg berbeda dg Indo (misalnya). Sebagian besar bisnis menghendaki fokus ke area yg mereka kuasai. Utk urusan business process, IT hingga stationary, mereka ingin menyerahkan ke entity lain utk menangani. Dari sini, entity yg sudah meng-adopsi IT governance akan memiliki nilai lebih di banding yg lain.
    Dari sini muncul lagi hal-hal menarik lain yg jarang kita dengar di Indo. SAS70 misalnya.

    Hmm, bicara IT governance sangat menarik, terutama bagi kalangan IT auditor. Apa kaitan IT governance dg risk management, misalnya. Sayang, topik ini mungkin rada “kenyal” utk di konsumsi di blog ini. Salam hangat.

    Santori Malinton

    Februari 21, 2007 at 12:57 am

  2. Betul mas memang sangat luas, sebenarnya yang ingin saya sharing bahwa: “Banyak konsep/project bagus yang konsultan punya tapi sulit diterapkan di Indonesia” Kalau diasumsikan project itu sebagai barang mewah pun ternyata masih sulit dijual disini -walaupun mercedes/bmw masih lebih gampang untuk dijual-

    Mas Santori mungkin bisa sharing pengalaman dalam project-project ‘susah dijual’ seperti itu

    priandoyo

    Februari 21, 2007 at 1:32 am

  3. Hmm, kalo gitu kita bicara ttg “jualan”, Mas. Saya percaya utk jualan, terutama utk IT solution/services (governance, salah satu-nya), butuh cycle yg panjang, serta skill yg khusus (sangat berbeda dg skill jualan produk hardware/software, misalnya). Klien pertama2 perlu di edukasi, “di rangsang”, di motivasi ttg pentingnya governance (misalnya). Tentunya apa yg di jual harus di sesuaikan dg environment yg ada. Singkatnya, solution follows the problem, bukan sebaliknya. Saya setuju, masih banyak sekali kesempatan utk jualan hal seperti ini. Namun, seperti yg Mas Anjar pernah sampaikan, utk tingkat Big4 firms di Indo sekalipun, tampaknya tone at the top-nya kurang mendukung. Situasi berbeda jk di LN.

    Salam.

    Santori Malinton

    Februari 21, 2007 at 3:23 am

  4. Pak, ada referensi konsultan IT Governance yg kompeten?

    Terimakasih

    Nina

    September 27, 2010 at 11:44 pm

  5. Saya baca dari bapak2 ini, sepertinya bapak2 ini sedikitnya paham tentang IT governance. saya mau bertanya sedikitnya maksud dari it governance itu apa ya.. saya lg belajar memahami maksud dari it governance itu apa intinya. saya cari2 di internet kebanyak bahasa inggris, yg lumayan bikin pusing, hehehe….

    saya punya tugas tentang narasi/reportase tentang it governance tempat sapa aja gitu.. saya bingung, mksudnya aja saya gak ngerti apa lagi cari studi kasusnya.. tolong bantuannya ya bapak2..
    terima kasih.

    Muhar

    Oktober 8, 2010 at 3:42 am


Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.